src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js"> Banjir Rendam 13 Kampung di Damai Kutai Barat, Ribuan Jiwa Menanti Bantuan yang Tak Kunjung Tiba

Banjir Rendam 13 Kampung di Damai Kutai Barat, Ribuan Jiwa Menanti Bantuan yang Tak Kunjung Tiba

3 minutes reading
Tuesday, 22 Apr 2025 10:55 241 gleadis

HEADLINEKALTIM.CO, SENDAWAR – Derita warga Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, semakin hari kian memprihatinkan. Sebanyak 842 kepala keluarga atau setara dengan 2.852 jiwa kini terdampak banjir besar yang sudah berlangsung hampir sepekan tanpa adanya kejelasan penyaluran bantuan dari pemerintah daerah. Banjir yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Kedang Pahu telah merendam 13 kampung dari 17 kampung di kecamatan ini, menenggelamkan rumah-rumah warga dan fasilitas umum.

“Dari 17 kampung di Kecamatan Damai, data yang masuk ke kami ada 13 kampung terdampak. Sebanyak 606 rumah terendam,” ujar Camat Damai, Imam Setiadi, Senin (21/4/2025).

Tak hanya rumah warga yang terendam, banjir juga melumpuhkan aktivitas di sekolah, kantor desa, hingga jalan penghubung antar kampung. Ketinggian air di beberapa titik bahkan mencapai dua meter, membuat warga kesulitan untuk beraktivitas, mencari nafkah, atau bahkan sekadar mendapatkan air bersih dan makanan.

Imam menyebut bahwa kondisi warga kini semakin memprihatinkan. Tidak ada dapur umum yang beroperasi hingga saat ini, sementara akses untuk mendapatkan makanan siap saji atau sembako juga masih sangat terbatas. Meskipun data dampak banjir sudah dikirimkan ke BPBD Kutai Barat, hingga kini belum ada kejelasan mengenai bentuk bantuan yang akan diberikan, maupun waktu distribusinya.

“Data 13 kampung terdampak sudah kami kirimkan ke BPBD. Tapi sampai hari ini, belum ada informasi jelas soal bantuan,” keluh Imam.

Saat ini, hanya tiga kampung yang menerima bantuan dari satu perusahaan swasta berupa beras dan mi instan. Sementara 10 kampung lainnya belum tersentuh bantuan sama sekali. Imam mengaku telah menyurati perusahaan-perusahaan tambang dan perkebunan yang beroperasi di sekitar Kecamatan Damai, namun hingga kini belum mendapat tanggapan.

“Kami berharap perusahaan-perusahaan bisa ikut berkontribusi memberikan bantuan secepatnya. Karena banjir ini sudah berlangsung hampir seminggu,” katanya.

Kondisi warga semakin sulit dengan mulai munculnya gangguan kesehatan, terutama pada anak-anak dan lansia. Air bersih sulit diakses, dan tak ada fasilitas sanitasi memadai di wilayah pengungsian. Sementara itu, Puskesmas Damai tetap siaga memberikan layanan kesehatan, namun kekurangan logistik mulai menjadi masalah utama.

“Puskesmas ini siap saja melayani warga kalau misalnya ada yang bermasalah dengan kesehatan. Tapi untuk logistik, tentu kami butuh dukungan,” ungkap Imam.

Ia menambahkan, meski petugas kesehatan siap siaga, keterbatasan bahan makanan dan air bersih bisa memperparah kondisi kesehatan warga jika tidak segera ditangani.

Sampai berita ini ditulis, BPBD Kutai Barat belum memberikan pernyataan resmi mengenai keterlambatan bantuan untuk Kecamatan Damai. Sebelumnya, Bupati Kutai Barat, Frederik Edwin, diketahui telah menyerahkan bantuan untuk korban banjir di Kecamatan Muara Lawa pada pekan lalu. Warga Kecamatan Damai kini berharap bantuan serupa segera menyusul.

“Warga sudah menunggu terlalu lama. Banyak dari mereka kini mulai kehabisan stok makanan. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi akan semakin buruk,” ujar salah satu relawan lokal yang enggan disebutkan namanya.

Artikel Asli baca di rri.co.id

 

Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim

LAINNYA