src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js">
HEADLINEKALTIM.CO, SANGATTA – Menyambut Hari Kartini 2025, komunitas literasi Kawula Muda Sangatta menggelar sebuah ajang inspiratif bertajuk Lomba Opini Publik “Perempuan Masa Kini: Mandiri, Berkarya, Berdampak”. Kompetisi ini terbuka untuk warga Kabupaten Kutai Timur dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar SMA/SMK, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
Mengangkat isu kesetaraan dan pemberdayaan perempuan, kegiatan ini resmi dibuka sejak 10 April dan akan ditutup pada 30 April 2025. Lima kata kunci yang mewarnai semangat acara ini—Hari Kartini 2025, opini publik, perempuan Kutim, Kawula Muda Sangatta, literasi gender—telah menjadi fondasi gerakan literasi lokal yang kian menggeliat.
Muh. Adam Syaputra, Ketua Kawula Muda Sangatta, menyatakan bahwa lomba ini tidak hanya menjadi wadah kreativitas, namun juga momentum edukatif untuk membangkitkan kesadaran kritis di kalangan generasi muda.
“Melalui lomba ini, kami ingin menciptakan ruang ekspresi dan refleksi, terutama untuk mendorong kesadaran kaum muda dalam memandang isu-isu sosial, seperti kesetaraan gender dan kemandirian perempuan,” ujarnya kepada RRI, Minggu (13/4/2025).
Kegiatan ini sepenuhnya dilakukan secara daring, memberikan akses luas bagi peserta dari seluruh penjuru Kutai Timur, mulai dari pesisir Sangkulirang hingga kawasan pedalaman Busang. Tanpa perlu hadir langsung, setiap warga dapat berpartisipasi dan menyampaikan pandangannya dalam bentuk tulisan opini yang relevan, orisinal, dan berbasis realitas lokal.
Momentum Hari Kartini, yang jatuh setiap 21 April, menurut Adam, seharusnya tidak berhenti pada seremoni bunga dan kebaya semata.
“Kartini adalah simbol penting perjuangan akses pendidikan dan kesetaraan. Lewat tulisan, kita bisa memperluas warisannya ke dalam konteks hari ini,” tambahnya.
Para peserta diminta menulis dengan fokus pada sub-tema yang disediakan panitia, seperti perempuan dalam kepemimpinan lokal, perempuan dan kewirausahaan, serta peran ibu dalam membentuk generasi emas Kutim. Karya opini akan dinilai oleh dewan juri independen berdasarkan kriteria orisinalitas, ketajaman gagasan, serta keterkaitannya dengan kondisi sosial Kutai Timur.
Tak hanya berujung pada pengumuman pemenang, lomba ini juga melahirkan sebuah warisan literasi. Adam mengungkapkan bahwa 15 karya terbaik, selain tiga juara utama, akan dibukukan dalam bentuk antologi opini yang rencananya akan diluncurkan pada forum literasi terbuka di Kutim.
“Kami ingin suara-suara muda ini tidak berhenti di meja juri. Mereka pantas dibaca dan diapresiasi oleh publik,” tuturnya.
Kehadiran antologi tersebut menjadi bukti konkret bahwa literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga soal menyusun pemikiran dan berdialog dengan masyarakat luas. Komunitas Kawula Muda Sangatta, sejak awal berdiri, memang dikenal aktif menginisiasi ruang-ruang diskusi produktif yang inklusif dan progresif.
Melalui lomba ini, warga Kutai Timur, terutama kalangan muda, diajak untuk mengekspresikan ide dan keresahan sosial dalam bentuk tulisan konstruktif. Bagi Adam dan rekan-rekannya, inilah bentuk penghargaan tertinggi terhadap warisan Kartini—mengajak masyarakat berpikir kritis dan berani menyuarakan perubahan.
Untuk informasi pendaftaran dan ketentuan lomba, peserta dapat mengakses kanal media sosial resmi Kawula Muda Sangatta atau menghubungi kontak panitia yang telah disediakan. Lomba ini gratis dan terbuka selama periode pengumpulan karya masih berlangsung hingga akhir April.
Artikel Asli baca di rri.co.id
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim