HEADLINEKALTIM.CO, PENAJAM – Warga Kelurahan Petung di Penajam Paser Utara (PPU) heboh dengan ditemukannya seorang laki-laki dalam kondisi bersimbah darah sudah tidak bernyawa, pada Rabu 18 Januari 2023 pukul 14.00 Wita, kemarin.Jasad pria tersebut mengalami luka lebar di kepala.
Kapolres PPU AKBP Hendrik Eka Bahalwan melalui Kasat Reskrim Polres PPU AKP Dian Kusnawan mengatakan polisi hingga kini masih menyelidiki penyebab kematian korban yang ditemukan di salah satu gang Kelurahan Petung.
“Kami masih belum bisa memberikan keterangan lengkap terkait kejadian itu,” ungkap AKP Dian Kusnawan, Kamis 19 Januari 2023.
Petugas, tambah Dian, sudah melakukan olah tempat kejadian perkara sekaligus proses identifikasi korban. Setelah itu, jasad korban juga langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung (RAPB) PPU guna dilakukan visum. Kemudian rencananya akan membawa jasad korban ke Balikpapan untuk menjalani proses autopsi.
“Kami baru turun ke lapangan untuk menindaklanjuti peristiwa ini. Kami belum tahu dugaan sementara, karena masih kami telusuri. Nanti diinformasikan lagi jika sudah selesai,” tambahnya.
Lurah Petung Achmad Fitriyadi membenarkan jika korban adalah salah satu warganya yang berprofesi sebagai penjual mainan di pasar setempat. Namun, ia mengaku tidak mengetahui identitas korban yang tinggal di RT 019 Kelurahan Petung.
“Korban merupakan warga RT 019 Kelurahan Petung, selama ini ditaunya menjual mainan di pasar,” ungkapnya.
Warga menemukan jasad korban dalam posisi tertelungkup di depan rumahnya dengan mengenakan kaos warna merah dengan bawahan sarung. Bagian kepala korban terlihat luka dan berlumuran darah.
Jasad korban ditemukan pertama kali oleh anak sekolah yang lewat di depan rumahnya pukul 14.00 Wita. Setelah itu anak tersebut melaporkan kepada warga sekitar, lalu oleh warga dilanjutkan laporan ke Polres PPU.
“Setelah mendapatkan laporan, kemudian polisi langsung mendatangi lokasi serta memasang garis polisi di tempat penemuan mayat itu. Warga sekitar menduga korban meninggal karena dibunuh, karena melihat di kepala korban terdapat terluka berdarah,” pungkas Fitriadi.
Penulis: Teguh