HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Menjelang hari raya Iduladha tahun ini, penjualan hewan kurban mengalami penurunan drastis dibanding tahun sebelumnya. Ini tak lepas dari kondisi ekonomi yang semrawut akibat pandemic virus corona (Covid-19).
Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sejak H-6 Iduladha, penjualan hewan kurban selalu ramai pembeli. Beberapa lapak pedagang kehabisan stok hewan kurban. Namun, hal itu tidak lagi terjadi saat ini. Penjualan hewan kurban anjlok.
“Penjualan hewan kurban sekarang ini sepi. Beda dari tahun kemarin, mungkin karena Covid-19 juga. Ini saja padahal tinggal 4 hari lagi sudah masuk Iduladha tapi sampai hari ini hewan yang terjual di tempat kami baru 50 ekor kambing saja. Biasanya kalau dekat lebaran gini, hewan kami sudah bisa terjual di atas 200 ekor dan sering kehabisan stok hewan kurban sebelum lebaran,” kata Nurjanah, seorang pedagang hewan kurban, Selasa 28 Juli 2020.
Menurutnya, seluruh hewan kurban berupa kambing dagangannya didatangkan langsung dari pulau Jawa sejak Januari lalu. Sebanyak 200 ekor. Ada dua jenis kambing yang didatangkan yaitu Kambing Etawa dan Kambing Kacang.
Di perjalanan menuju Kaltim, sebanyak 10 ekor kambing mati karena beragam penyebab. Selanjutnya, dari kambing tersisa, disebar di beberapa lapak hewan kurban miliknya. Seperti di Jalan Damanhuri dan Jalan Kapten Soedjono Aj.
“Di perjalanan ada yang mati 10 ekor yaitu kambing jenis Etawa 4 ekor, kambing jenis Kacang 6 ekor. Itu saja saya perkirakan kerugian sudah lebih Rp 30 jutaan. Biaya yang dikeluarkan sudah banyak. Sampai di Samarinda semua hewan kami periksakan, divaksin, lalu disebar ke lapak-lapak. Sisa kambing yang ada 190 ekor, baru laku 50 ekor. Kemarin itu mulai pagi sampai sore cuma laku 3 ekor. Sungguh di luar dugaan kami ini, penjualan di sini turun sampai 70 persen,” ucapnya.
Nurjanah menyebut, hewan kurban yang paling banyak dibeli konsumen adalah Kambing Kacang. Kisaran harga Rp4 jutaan ke bawah. Sedangkan untuk Kambing Etawa dibandrol mulai harga Rp5-6 juta per ekor.
Perempuan ini mengaku sudah melakukan berbagai cara untuk memasarkan hewan kurban miliknya. Mulai dengan membuka lapak sampai berjualan lewat medsos. Namun, tetap tidak banyak berpengaruh pada angka penjualan. Bahkan, sempat beberapa hewan kurban yang ditawar akhirnya batal dibeli calon konsumen.
“Kambing Kacang ini disebut begitu karena memang ukurannya tidak besar dan memang tidak bisa sebesar Kambing Etawa. Kambing Kacang sekarang yang paling banyak laku karena harganya miring dibanding Kambing Etawa. Kemarin ada konsumen dari Balikpapan sudah bayar DP untuk 6 ekor kambing, tapi mendadak dibatalkan karena katanya corona dan Balikpapan zona merah jadi tidak boleh keluar masuk wilayah. Mau bagaimana lagi, promosi juga sudah ke online tapi tidak ada pengaruh,” keluhnya.
Penulis: Ningsih