HEADLINEKALTIM.CO, PENAJAM – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menegaskan komitmen mereka untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tidak hanya berfokus pada infrastruktur modern, tetapi juga pengelolaan lingkungan yang adaptif. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN, Myrna Asnawati Safitri, di tengah perhatian publik terhadap banjir yang melanda Kecamatan Sepaku, lokasi pembangunan IKN, di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
“Pembangunan IKN tidak hanya tentang infrastruktur modern, tetapi juga pengelolaan lingkungan yang tangguh terhadap tantangan alam,” ujar Myrna pada Selasa (2/12/2024).
Hujan deras yang mengguyur beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di Desa Sukaraja dan Kelurahan Sepaku dengan ketinggian air mencapai 140 sentimeter pada Kamis (28/11/2024). Meski air telah surut, kondisi geografis kawasan ini membuatnya rentan terhadap banjir, terutama saat curah hujan ekstrem.
Myrna mengakui bahwa penanganan banjir menjadi tantangan utama dalam pembangunan IKN. Area terdampak banjir, yang secara historis merupakan daerah rawan, membutuhkan perhatian serius dalam perencanaan tata ruang dan mitigasi risiko bencana.
“Kami terus berupaya agar lokasi itu tidak lagi menjadi ancaman bagi masyarakat. Penataan ruang hingga relokasi penduduk ke wilayah yang lebih aman menjadi langkah-langkah yang kami pertimbangkan,” tambahnya.
Sebagai solusi jangka panjang, OIKN berkomitmen untuk mengelola sumber daya alam secara bijak dan memastikan keselamatan masyarakat melalui pendekatan terintegrasi. Pembangunan infrastruktur yang adaptif terhadap kondisi alam akan menjadi prioritas, sejalan dengan misi IKN sebagai kota masa depan yang berkelanjutan.
OIKN juga telah mengambil langkah darurat, seperti memasang sistem peringatan dini yang mampu memprediksi kenaikan air dalam hitungan jam, serta menyediakan logistik dan tenda pengungsian untuk masyarakat terdampak.
“Dalam kondisi darurat, kebutuhan dasar masyarakat seperti pangan, tempat tinggal sementara, dan akses kesehatan menjadi perhatian utama kami,” jelas Myrna.
Salah satu langkah strategis yang sedang dikaji adalah relokasi masyarakat dari kawasan rawan banjir ke perumahan yang lebih aman. Relokasi ini diharapkan tidak hanya memberikan perlindungan lebih baik bagi penduduk, tetapi juga mendukung keberlanjutan pembangunan IKN.
Artikel Asli baca di Antarnews.com
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim