22.1 C
Samarinda
Sunday, September 15, 2024

Mimpi Buruk Bisa Menjadi Tanda Awal Penyakit Autoimun, Ini Penjelasan Para Ahli

HEADLINEKALTIM.CO – Mimpi buruk dan gangguan tidur lainnya seperti halusinasi saat terjaga, kini diketahui bisa menjadi tanda awal dari penyakit autoimun seperti lupus dan arthritis rematoid. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal eClinicalMedicine di kutip Tempo.co mengungkapkan bahwa gejala-gejala ini dapat menjadi indikasi bahwa penyakit autoimun sedang berkembang atau akan mengalami kekambuhan yang signifikan.

Melanie Sloan, peneliti utama dari Departemen Kesehatan Masyarakat dan Perawatan Primer di Universitas Cambridge, menegaskan bahwa mimpi buruk yang sering dan intens bisa menjadi peringatan dini untuk penyakit autoimun seperti lupus. “Mimpi buruk yang berulang dan menakutkan dapat menandakan bahwa penyakit seperti lupus, yang diketahui mempengaruhi berbagai organ termasuk otak, sedang memburuk atau akan mengalami flare-up,” ujar Sloan.

Contoh mimpi buruk yang dialami pasien seringkali melibatkan skenario menakutkan seperti dikejar pembunuh berantai, merasa sesak napas, atau menghadapi kekerasan ekstrem. Seorang pasien asal Kanada menggambarkan pengalamannya, “Ada pembunuh berantai yang terus mengejar saya, dan mimpi itu berulang selama beberapa tahun terakhir. Rasanya sangat nyata, seperti ada sesuatu yang menarik kaki saya bahkan saat saya sudah terbangun.”

Tidak hanya lupus, Sloan menambahkan bahwa gangguan tidur dan mimpi buruk juga ditemukan pada penyakit autoimun lain seperti arthritis rematoid, sindrom Sjogren, dan sklerosis sistemik. Penelitian ini menunjukkan bahwa mimpi buruk bisa menjadi tanda awal yang menunjukkan kondisi penyakit yang semakin memburuk.

Jennifer Mundt, profesor di bidang kedokteran tidur, psikiatri, dan ilmu perilaku di Northwestern University, mengapresiasi penelitian ini yang memfokuskan pada mimpi buruk. “Mimpi buruk sering kali diabaikan kecuali dalam konteks PTSD, padahal ini bisa menjadi gejala penting dalam berbagai kondisi medis dan psikiatris,” jelas Mundt.

Penelitian tersebut melibatkan survei terhadap 400 dokter dan 676 pasien dengan lupus, serta wawancara mendalam dengan 50 dokter dan 69 pasien yang menderita penyakit autoimun sistemik. Hasilnya mengejutkan: 3 dari 5 pasien lupus dan 1 dari 3 pasien arthritis rematoid melaporkan mengalami mimpi buruk yang semakin intens sebelum munculnya halusinasi. Mimpi-mimpi ini sering kali menggambarkan situasi menakutkan seperti jatuh, diserang, terjebak, atau mengalami kekerasan.

Sloan menekankan pentingnya mengenali mimpi buruk sebagai gejala awal agar penyakit bisa segera dideteksi dan diobati. “Gejala-gejala ini mungkin sulit untuk diuji dan sering kali tidak tampak, namun sangat penting untuk diperhatikan dalam penanganan dan dukungan pasien,” katanya.

Namun, Carlos Schenc, spesialis gangguan tidur dari Hennepin County Medical Center, memperingatkan agar masyarakat tidak langsung panik jika mengalami mimpi buruk sesekali. “Mimpi buruk atau halusinasi bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis dan psikiatris, bukan hanya penyakit autoimun,” jelas Schenck.

Jika mimpi buruk atau gangguan tidur muncul bersama gejala lain seperti kelelahan ekstrem, sakit kepala, atau tanda-tanda penyakit autoimun lainnya, Sloan menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. “Jangan ragu untuk melaporkan gejala-gejala ini. Kadang-kadang, melaporkan gejala lebih awal bisa sangat membantu dalam mendiagnosis penyakit autoimun,” ujarnya.

Artikel Asli baca di Tempo.co

 

Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim

- Advertisement -

LIHAT JUGA

- Advertisement -

TERBARU

POPULER