24.2 C
Samarinda
Tuesday, December 3, 2024

Kabupaten Berau Kini Zona Kuning COVID-19

HEADLINEKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Kabar gembira buat warga Bumi Batiwakkal, Kabupaten Berau. Berdasarkan peta sebaran kasus COVID-19 Provinsi Kalimantan Timur, daerah ini sudah menyandang status zona kuning bersama dengan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Sebelumnya berstatus zona merah.

Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi menjelaskan, zona kuning artinya kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yang sedang dirawat kurang dari 25 orang. Sedangkan zona merah artinya pasien yang dirawat lebih dari 50 orang.

“Sedangkan indikator zonasi berdasarkan pusat itu ada banyak, ada 15 indikator yang harus dinilai. Selain jumlah kasus, juga tingkat kematian, tingkat kesembuhan kemudian kelengkapan prasarana dan lain sebagainya. Ini juga dievaluasi pusat tiap seminggu sekali,” ungkapnya kepada awak media, Selasa 20 Oktober 2020.

“Kalau dilihat dari data pusat kita dalam posisi risiko rendah atau kuning. Karena tingkat kematian hanya 1,1 persen dengan kesembuhan sekitar 90 persen lebih,” tambahnya.

Sedangkan indikator zona merah di wilayah kecamatan adalah terdapatnya pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Saat ini, sekitar 5 kecamatan yang masih tergolong zona merah. Masing-masing Kecamatan Tanjung Redeb, Gunung Tabu, Sambaliung, Biatan dan Teluk Bayur.

Menurutnya, kasus saat ini sebagian besar berasal dari pelaku riwayat perjalanan. Penyebab lain adalah kepatuhan protokol kesehatan di masyarakat masih rendah sehingga menimbulkan klaster penularan lokal.

“Masih banyak yang enggan, ya. Terutama pelaku perjalanan yang emang sulit dihindari, terutama yang habis bepergian dari Samarinda, Balikpapan, Jakarta dan Surabaya. Itu ‘kan rata-rata masih merah. Jadi orang yang dari sana berpotensi besar untuk tertular. Sehingga kalau dia pulang, dia harus hati-hati, jangan menularkan dulu, itu yang penting,” bebernya.

Iswahyudi mengatakan kunci utama agar Berau segera terbebas dari COVID-19 adalah kesadaran masyarakat dalam menaati protokol kesehatan.

“Apa saja? Sederhana sebetulnya. Pakai masker, jaga jarak, jangan terlalu sentuhan fisik. Kalau itu bisa diijaga, terutama pelaku perjalanan. Datang dari perjalanan, dia tidak terlalu kontak orang lain dulu, karantina dulu hingga 2 minggu sampai dia yakin bahwa dia tidak sakit, kalau itu bisa dijaga, maka Berau ini akan aman,” ujarnya.

“Jangan sampai pelaku perjalanan itu begitu datang, merasa sehat, belum tahu kondisinya dia sudah bergaul sana sini, termasuk dengan keluarganya. Pada saat hari kelima, dia sakit tapi terlanjur bersentuhan dengan banyak orang. Itu bisa saja menyebabkan klaster baru, seperti klaster keluarga,” sambungnya.

Lanjut dia, jika ada satu orang yang menularkan, maka akan timbul 10 orang pasien baru. “Seperti di Batu Putih, itu hanya dua orang yang bergejala, positif satu orang, kemudian menjadi banyak,” tutupnya.

Penulis: Sofi

- Advertisement -

LIHAT JUGA

TERBARU

POPULER