HEADLINEKALTIM.CO, SANGATTA – Kabar simpang siur yang beredar di masyarakat mengenai Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 2 yakni Awang Ferdian Hidayat dan Uche Prasetyo terpapar COVID-19 membuat udara siang hari dan iklim perpolitikan di Kutai Timur semakin tidak nyaman.
Terlebih pada hari yang sama, Kamis 1 Oktober 2020, salah satu kandidat Wali Kota Bontang, Adi Darma, dinyatakan meninggal dunia akibat COVID-19.
Headlinekaltim.co langsung meminta konfimasi kepada Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kutai Timur dr Bahrani Hasanal lewat sambungan telepon seluler.
Ia mengaku belum mendengar perihal Awang Ferdian Hidayat positif Covid-19. “Kalau Awang Ferdian, saya tidak mengerti alias tidak mengetahuinya. Tetapi untuk Uche Prasetyo, memang benar dinyatakan positif COVID-19. Mengingat notifikasinya untuk Awang, kami tidak memiliki,” tukasnya.
“Kalaupun ada kabar yang berkembang mengenai notifikasinya (AFH, red), itu kemungkinan ada di Samarinda. Karena domisili dalam KTP-nya berasal dari kota itu,” sambung Mantan Direktur RSUD Kudungga Sangatta ini.
Dinkes Kutim, lanjutnya, sebagaimana penanganan kasus-kasus pasien positif COVID-19 lainnya, pasti mendapatkan informasi mendalam mengenai hasil pemeriksaan kesehatan pasien, baik rapid dan swab test.
Dibeberkannya, sejak 29 September 2020, Uche sudah dirujuk ke RSUD Kudungga dan hasilnya positif. Bahkan dari keterangan Bahrani, pada tanggal 25 September 2020 lalu, Uche sempat memeriksakan diri. Hasilnya negatif.
Uche yang merupakan pemilik RS Sangatta Occupational Health Center (SOHC), awalnya memilih dirawat oleh dokter yang menangani penyakit dalam di rumah sakit tersebut.
Riwayat terpapar virus corona terhadap politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu diduga terjadi saat melakukan komunikasi dengan beberapa orang dari tim pemenangan yang diketahui positif COVID-19.
Selama pemantauan oleh tim medis RS SOHC, lanjut Kadinkes, ternyata ada gejala-gejala yang mengarah terpapar COVID-19.
“Uche kemudian lantas dirujuk ke RSUD Kudungga. Kami telah melakukan tracing dan komunikasi dengan Ketua Tim Pemenangan (Paslon) sehingga bagi mereka yang merasa melakukan kontak erat agar segera melapor untuk ditindaklanjuti Dinkes dengan melakukan tes swab. Sementara menunggu hasil tes belum keluar. Maka seluruh tim pemenangan yang melakukan kontak erat agar dapat melakukan isolasi mandiri,” tegas Bahrani lebih jauh.
Penulis: RJ Warsa