HEADLINEKALTIM.CO, MELAK – Festival Melayu “Gemeoh Tambak Malang” yang digelar di Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat, resmi ditutup pada Rabu (18/12/2024). Acara penutupan berlangsung di Simpang Tiga Tambak Malang, Kelurahan Melak Ulu, mulai pukul 08.30 WITA, dengan suasana yang meriah dan penuh kebersamaan. Ajang budaya ini tak hanya menjadi selebrasi, tetapi juga simbol pelestarian tradisi Melayu.
Hadir dalam momen tersebut Wakil Bupati Kutai Barat, Edyanto Arkan, yang memimpin penutupan resmi. Turut mendampingi beberapa pejabat penting, seperti Sekretaris Camat Melak Oktarianus, Kabag Ren Polres Kutai Barat AKP Darnuji, Kapolsek Melak Iptu Hadi Sucipto, Danramil Melak Lettu Inf. Lilik, Danki Brimob Ipda Abdullah Hadi, serta perwakilan Bhayangkari dan Persit Ranting Melak. Ketua Panitia Ramadan juga turut hadir sebagai tokoh kunci dalam pelaksanaan acara ini.
Penutupan festival diawali dengan sambutan dari Wakil Bupati Edyanto Arkan, dilanjutkan dengan pembacaan doa sebagai simbol syukur atas kesuksesan acara. Beberapa tradisi khas Melayu turut ditampilkan untuk memeriahkan suasana. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Bekeroboq atau makan bersama yang menjadi simbol solidaritas masyarakat Melayu. Selain itu, tradisi Becolet Pupur Basah, sebuah ritual unik, juga menjadi magnet yang memikat antusiasme pengunjung.
Festival yang berlangsung selama beberapa hari ini berhasil menarik lebih dari 1.000 peserta dari berbagai kalangan masyarakat. Antusiasme warga menjadikannya salah satu kegiatan budaya terbesar di wilayah Kecamatan Melak, sekaligus membuktikan kekompakan dalam melestarikan budaya Melayu di tengah tantangan modernisasi.
Pengamanan selama acara melibatkan sinergi lintas instansi, termasuk 15 personel Polri, 8 personel TNI, 10 personel Dinas Perhubungan, dan 7 personel Satpol PP. Dengan koordinasi yang baik, seluruh rangkaian kegiatan berlangsung aman, lancar, dan kondusif hingga berakhir pada pukul 10.00 WITA.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati H. Edyanto Arkan, SE, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat. “Festival ini merupakan wujud kebersamaan kita sebagai masyarakat Kutai Barat, sekaligus bentuk penghormatan terhadap warisan budaya Melayu. Semoga tradisi ini terus dilestarikan dan dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang,” ungkapnya.
Penutupan Festival Melayu “Gemeoh Tambak Malang” bukan sekadar akhir dari rangkaian kegiatan, tetapi juga simbol harmonisasi masyarakat Kecamatan Melak. Semangat pelestarian budaya yang ditunjukkan oleh semua pihak menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam menjaga nilai-nilai tradisi lokal.
Artikel Asli baca di rri.co.id
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim