31.6 C
Samarinda
Sunday, February 16, 2025
Headline Kaltim

Dampak Negatif Media Sosial terhadap Kesehatan Mental: Psikolog Kalimantan Timur Berikan Peringatan

HEADLINEKALTIM.CO – Penggunaan media sosial yang terus berkembang pesat di era digital saat ini memiliki dampak yang beragam terhadap kesehatan mental penggunanya. Salah satu dampak negatif yang kerap muncul adalah kecanduan media sosial, yang berpotensi menurunkan kualitas kesehatan mental, terutama di kalangan generasi muda. Hal ini disampaikan oleh Annisya Muthmainnah, seorang psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), yang mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental.

“Konten-konten di media sosial seringkali menampilkan kehidupan yang tampak sempurna, sehingga memicu pengguna untuk membandingkan diri,” kata Annisya di Samarinda, Minggu. Menurutnya, perbandingan sosial yang terjadi akibat media sosial dapat memicu perasaan rendah diri yang berdampak panjang bagi individu.

Annisya menjelaskan bahwa salah satu dampak negatif utama dari kecanduan media sosial adalah munculnya perbandingan sosial yang berujung pada rasa rendah diri. Dalam banyak kasus, pengguna media sosial cenderung membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan orang lain yang tampak lebih bahagia, lebih sukses, atau lebih sempurna. Perasaan ini, menurut Annisya, dapat menurunkan rasa percaya diri dan harga diri seseorang.

“Ketika seseorang terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, ia akan kesulitan melihat hal-hal positif dalam dirinya sendiri. Ini dapat memicu pandangan negatif terhadap diri sendiri dan menurunkan harga diri,” ungkapnya.

Hal ini menjadi perhatian serius, terutama di kalangan generasi Z—mereka yang lahir dan tumbuh besar di era digital. Menurut Annisya, Gen Z memiliki tingkat paparan media sosial yang jauh lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, menjadikannya lebih rentan terhadap dampak negatif dari perbandingan sosial.

“Media sosial memberi mereka akses langsung untuk melihat kehidupan orang lain, yang seringkali hanya menampilkan sisi positif, sementara mereka sendiri mungkin merasa tidak cukup baik,” tambahnya. Kondisi ini menciptakan celah besar untuk perasaan ketidakpuasan dan kecemasan.

Selain perbandingan sosial, Annisya juga menyoroti fenomena penggunaan akun tambahan (second account) di media sosial, yang semakin populer di kalangan penggunanya. Akun tambahan sering digunakan untuk berbagai alasan, dari sekadar berekspresi secara anonim hingga menguntit akun orang lain. Namun, Annisya mengingatkan bahwa akun tambahan dapat memiliki dampak negatif.

“Akun tambahan bisa menjadi ruang aman untuk berekspresi tanpa takut dihakimi. Namun, di sisi lain, akun tambahan juga bisa disalahgunakan untuk cyberbullying atau perilaku negatif lainnya,” papar Annisya.

Fenomena ini semakin memperburuk dinamika hubungan antarindividu di dunia maya. Tanpa pengawasan yang tepat, akun tambahan bisa digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian atau komentar negatif yang dapat merusak hubungan sosial dan meningkatkan stres di kalangan penggunanya.

Untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas, Annisya menekankan pentingnya kebijakan bijak dalam menggunakan media sosial. Pengguna diimbau untuk tidak hanya berhenti pada konsumsi pasif konten, tetapi juga memanfaatkan media sosial secara positif untuk meningkatkan kualitas hidup.

“Batasi waktu penggunaan media sosial dan gunakan fitur-fitur yang tersedia untuk mengontrol waktu penggunaan. Misalnya, fitur screen time pada smartphone dapat diatur untuk membantu kita memantau dan membatasi durasi penggunaan media sosial,” saran Annisya.

Ia juga mengingatkan agar pengguna lebih fokus pada pengembangan diri dan menghargai keunikan masing-masing. Media sosial seharusnya tidak menjadi alasan untuk merasa tidak puas dengan diri sendiri, melainkan menjadi sarana untuk menjalin silaturahim, berbagi informasi, dan mengembangkan kreativitas.

“Kita dapat meminimalisasi dampak negatifnya dan memanfaatkan media sosial untuk hal-hal positif, seperti menjalin hubungan dengan orang lain, berbagi pengetahuan, dan memperkaya kreativitas,” kata Annisya menutup pembicaraannya.

Artikel Asli baca di Antaranews.com

 

Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim

- Advertisement -
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers Sertifikat Nomor 1321/DP-Verifikasi/K/XI/2024

Populer Minggu Ini

Berau Jadi Tuan Rumah Rakor Pengembangan SDM dan Ekraf

HEADLINEKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kabupaten Berau menjadi tuan rumah...

Rumah Budaya Kutai Bertekad Lestarikan Permainan Tradisional di Tengah Kepungan Gawai

HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG - Pelajar zaman sekarang lebih banyak menghabiskan...

Presiden Prabowo Tegaskan Akan Ganti Menteri yang Tidak Fokus Kerja untuk Rakyat

HEADLINEKALTIM.CO, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan komitmennya...

Raih Juara I Desain Grafis Tingkat Provinsi, Ini Sosok Fiqhi Orisa Salah Satu Pemuda Kreatif Samarinda 2024

PEMUDA jangan malas. Hal inilah yang ingin disampaikan Fiqhi...

Melihat dari Dekat Long Beliu, Kampung Ekowisata Berbasis Kerajinan Rotan

MASYARAKAT di Kampung Long Beliu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau...

Tag Populer

Terbaru