src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js"> 88 Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Mayoritas Sembuh, Kemenkes Tingkatkan Surveilans

88 Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Mayoritas Sembuh, Kemenkes Tingkatkan Surveilans

2 minutes reading
Tuesday, 20 Aug 2024 14:20 70 gleadis

HEADLINEKALTIM.CO – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat adanya 88 kasus cacar monyet di Indonesia hingga 17 Agustus 2024, dengan 87 kasus telah dinyatakan sembuh. Menurut Plh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono, mayoritas kasus ini berasal dari varian Clade IIB, yang menjadi penyebab utama wabah Mpox global sejak 2022.

“Dari 54 kasus ini, seluruhnya varian Clade IIB. Clade II ini mayoritas menyebarkan wabah Mpox pada tahun 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah dan ditularkan sebagian besar dari kontak seksual,” ujar Yudhi dilansir Tribratanews pada Senin, 19 Agustus 2024.

Sebanyak 59 dari 88 kasus tersebut terjadi di DKI Jakarta, 13 kasus di Jawa Barat, 9 di Banten, 3 di Jawa Timur, 3 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan 1 kasus di Kepulauan Riau. Dari keseluruhan kasus, 54 di antaranya memenuhi kriteria untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS), metode untuk mengidentifikasi varian virus secara lebih rinci.

Yudhi menjelaskan bahwa terdapat dua Clade utama virus Monkeypox (Mpox): Clade I dan Clade II. Clade I, yang berasal dari Afrika Tengah, memiliki subclade 1a dengan angka fatalitas kasus (CFR) lebih tinggi dan dapat ditularkan melalui berbagai cara, termasuk kontak seksual. Subclade 1b dari Clade I juga memiliki CFR 11 persen dan terutama ditularkan melalui kontak seksual.

Clade II, yang berasal dari Afrika Barat, memiliki subclade IIa dan IIb. “Clade II, khususnya subclade IIb, memiliki tingkat fatalitas lebih rendah, dengan CFR sekitar 3,6 persen,” jelas Yudhi. Subclade ini telah menjadi penyebab utama wabah Mpox sejak 2022, dengan penularan yang dominan melalui kontak seksual.

Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, Kemenkes telah memperkuat surveilans di seluruh fasilitas kesehatan. Selain itu, mereka bekerja sama dengan komunitas dan mitra HIV/AIDS dalam penyelidikan epidemiologi, serta menetapkan 12 laboratorium rujukan nasional untuk pemeriksaan cacar monyet. Pemeriksaan WGS juga terus dilakukan untuk mengidentifikasi varian virus yang beredar di Indonesia.

Yudhi juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan segera memeriksakan diri jika muncul gejala seperti ruam bernanah atau keropeng pada kulit. “Jika muncul gejala seperti ruam bernanah atau keropeng pada kulit, segera periksa ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit terdekat,” pesannya. Selain itu, penggunaan masker medis dianjurkan jika merasa tidak sehat, guna mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

Tayang di Tribatanews

 

Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim

LAINNYA