HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Dalam perayaan 25 tahun kebangkitan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), AMAN Kaltim menggelar panggung rakyat bertajuk “Perkuat kampung dan solidaritas, teguhkan resiliensi masyarakat Adat Nusantara.”
Panggung rakyat tersebut digelar di depan Gerbang Universitas Mulawarman pada Minggu 17 Februari 2024. Menghadirkan 15 masyarakat Adat Suku Balik Sepaku dan Pemaluan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang datang menyuarakan jeritan hari mereka terkait ancaman yang ditimbulkan oleh pembangunan IKN.
Elis, perwakilan masyarakat Adat Suku Balik Pemaluan, mengungkapkan dampak pembangunan IKN yang mereka rasakan. “Kami merasakan betul dampaknya, seperti masyarakat adat ini tidak diakui, dan kami tidak pernah dilibatkan untuk menyuarakan apa mau kami,” ujar Elis.
Elis menyebut, meskipun pemerintah telah berkomunikasi dengan beberapa tokoh adat, masyarakat adat merasa tidak pernah dilibatkan secara menyeluruh.
“Tokoh adat yang mana, masyarakat yang mana? Tahu-tahu sudah masang patok di beberapa tempat tinggal, ataupun lahan kebun kami. Khususnya di wilayah yang terdampak IKN,” urainya.
Elis menjelaskan, pihaknya bersama masyarakat adat yang terdampak lainnya mengaku cemas. Sebab, tempat tinggal mereka selama ini terdampak dari pembangunan wilayah Ring 1 IKN. “Terancam digusur, kami mau pindah ke mana,” kata Elis.
Sebagai bentuk mempertahankan kampungnya, masyarakat adat akan terus menyuarakan haknya untuk mendapatkan keadilan akibat dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan IKN.
Disamping itu, masyarakat adat yang lain juga menyampaikan perasaannya, atas dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan IKN tersebut. “IKN bukan membawa kebahagiaan. Tapi membawa kehancuran bagi kami masyarakat adat,” ungkap Jakiyah, masyarakat Adat Suku Balik Sepaku Lama.
Ia juga mengungkapkan sudah ada tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap masyarakat adat, Khususnya bagi masyarakat Pemaluan. Mereka disuruh untuk mengosongkan tempat tinggalnya. “Tolong beri kami keadilan, kami butuh ruang hidup dan ingin hidup,” tutupnya.
Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia juga dimeriahkan oleh kalangan mahasiswa BEM KM Universitas Mulawarman dan sejumlah komunitas atau organisasi yang ada di Kalimantan Timur. (Puput)