HEADLINEKALTIM.CO – Dunia penerbangan berduka atas jatuhnya pesawat Jeju Air saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Kecelakaan tragis ini menewaskan 179 orang, menjadikannya salah satu bencana penerbangan terburuk dalam sejarah negeri ginseng.
Pesawat jenis Boeing 737-800 yang telah beroperasi selama 15 tahun itu lepas landas dari Bangkok membawa 175 penumpang dan enam awak. Tragedi terjadi sekitar pukul 9:03 waktu setempat ketika pesawat hendak mendarat di Muan. Menurut laporan, pesawat mendarat dengan perutnya di landasan pacu sebelum tergelincir dan disusul ledakan besar.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan api besar melahap pesawat, menghasilkan asap hitam tebal yang membumbung tinggi. Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korsel segera dikerahkan dan berhasil memadamkan api, tetapi upaya penyelamatan terhambat oleh panas yang ekstrem.
Dua dari enam awak berhasil selamat dan kini menjalani perawatan intensif. Namun, dari total 179 korban yang ditemukan, hanya 65 di antaranya yang telah berhasil diidentifikasi.
Berdasarkan laporan awal yang dirilis otoritas setempat dan disampaikan oleh Al Jazeera, penyebab kecelakaan diduga akibat kontak pesawat dengan burung yang merusak roda pendaratan. Seorang penumpang bahkan sempat mengirim pesan terakhir kepada keluarganya sebelum kecelakaan terjadi, menyebutkan burung yang tersangkut di sayap pesawat.
Kecelakaan ini menjadi pukulan besar bagi Jeju Air, yang sebelumnya memiliki catatan keselamatan cukup baik sejak didirikan pada 2005. Insiden ini merupakan kali pertama maskapai mengalami kecelakaan fatal.
Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang-mok, menyatakan tujuh hari berkabung nasional untuk menghormati para korban. Dalam konferensi persnya, ia berjanji akan memobilisasi semua sumber daya untuk penyelidikan menyeluruh dan upaya identifikasi korban. “Ini adalah tragedi besar bagi bangsa kita. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung keluarga korban dan memastikan hal ini tidak terulang,” ungkapnya.
Korban tewas dalam kecelakaan ini terdiri dari 85 wanita, 84 pria, dan 10 orang yang belum teridentifikasi. Dua di antaranya adalah warga negara Thailand. Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, turut menyampaikan belasungkawa dan berjanji memberikan dukungan kepada warga Thailand yang terdampak.
Artikel Asli baca di rri.co.id
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim