HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Wali Kota Andi Harun menegaskan kebijakan di sektor pendidikan yang ditempuh Pemkot Samarinda pada esensinya tidak bertentangan dengan keinginan Gubernur Kaltim Isran Noor.
Menurut dia, esensi kebijakan sama-sama bertujuan menjaga keselamatan rakyat. Andi Harun secara khusus menanggapi pemberitaan yang terkesan menonjolkan perbedaan sikap antara dirinya dengan Isran.
Dia mengaku menerima tangkapan layar berita headlinekaltim.co dari salah satu akun media sosial dalam perjalanan ke Tarakan mengikuti APEKSI Regiona Meeting.
“Selain karena telah menjadi perbincangan ruang publik maupun kepentingan menjelaskan tema esensial soal rencana pembukaan sekolah tatap muka (STM) oleh Pemkot Samarinda di masa adaptasi baru pandemi COVID-19 ini,” tulis Andi Harun di akun Facebook pribadinya.
Menurutnya, selaku Wali Kota Samarinda dan Ketua Satgas COVID-19 Kota Samarinda, dirinya tentu terus mengikuti perkembangan situasi COVID-19. Demikian halnya mengikuti dan mencermati pengaruhnya pada bidang pendidikan.
Tentu tak mungkin, lanjutnya, membiarkan tanpa memikirkan bagaimana sektor pendidikan yang sudah setahun lebih terdampak serius karena pandemi. “Wajib bagi kita semua sama-sama terlibat memikirkan bagaimana Sekolah Tatap Muka (STM) dapat dimulai dengan cara pelaksanaannya beradaptasi dengan situasi crisis COVID-19,” tulisnya lagi.
Dikatakannya, jauh-jauh hari sebelumnya Presiden Joko Widodo lewat kementerian terkait meminta daerah mempersiapkan STM pada bulan Juli 2021. Pemkot Samarinda juga bergerak cepat mempersipakan Sekolah Tangguh COVID-19.
Hingga kini, bebernya, sudah 14 Sekolah Tatap Muka yang diselenggarakan dengan standar protokol kesehatan secara ketat. “Alhamdulillah, hingga saat ini berjalan aman dan sehat. Pada poin ini, kami tegaskan bahwa STM adaptasi masa pandemi COVID-19 jauh berbeda dengan STM sebelum COVID-19. Pelibatan semua pihak, termasuk persetujuan orang tua siswa, lama jam belajar, rasio sehat jumlah siswa setiap kelasnya, model cara datang, interaksi dan pulang siswa, moda transportasi hingga pemenuhan cara baru STM lainnya yang kesemuanya menjaga pemenuhan azas paling esensial dalam bernegara yakni menjaga keselamatan rakyat,” tegasnya.
Dengan tetap menaruh rasa hormat kepada Gubernur Kaltim, Andi berpendapat bahwa justru berisiko jika pemimpin membiarkan salah satu sektor paling strategis — pendidikan — di tengah pandemi COVID-19 dibiarkan terus terpuruk, tak berdaya sedang kita didaulat oleh rakyat memberi manfaat dan kemaslahatan.
Menurutnya, menunggu COVID-19 berakhir lalu membuka sekolah bukan opsi terbaik. Sangat tak mungkin menunggu entah sampai kapan pandemi berakhir sedang kondisi pendidikan berada dalam ketidakpastian. “Dengan rendah hati, maaf kami tidak mengambil standing ini karena justru sikap model inilah yang “berisiko”, sikap dan model ini yang pada batas tertentu berpotensi “penuh masalah”, tukasnya.
Namun, dia tetap mengedepankan prasangka baik bahwa maksud dari Gubernur Isran Noor esensinya adalah agar berhati -hati dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan rakyat.
“Selama arahan Bapak Presiden dan Kemendiknas RI, persetujuan orang tua siswa serta dukungan masyarakat, maka Pemkot Samarinda akan tetap membuka opsi Sekolah Tatap Muka (STM) ala adaptasi pandemi COVID-19 sesuai ketentuan perundang-undangan dengan kokoh berpegang pada “Salus populi suprema lex esto”, Keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi bagi suatu negara. Wallahu a’lam bish-shawab,” demikian Andi Harun.
Editor: MH Amal