HEADLINEKALTIM.CO – Dalam era digital saat ini, di mana anak-anak sering terpapar gadget dan video daring, para ahli kesehatan anak memperingatkan bahwa metode ini mungkin tidak ideal untuk perkembangan bahasa anak. Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, menegaskan pentingnya interaksi langsung dalam mengajarkan bahasa kepada anak. Menurutnya, membiarkan anak belajar bahasa sendiri melalui video berisiko menghambat perkembangan kemampuan bicara dan interaksi mereka.
Dalam diskusi daring bertema “Plus Minus Mengajarkan Bilingual pada Anak” yang diadakan pada Selasa, 20 Agustus 2024, Piprim menjelaskan, “Cara pengajarannya tidak tepat, anak-anak dibiarkan belajar sendiri, misalnya di YouTube. Ini bisa memperlambat kemampuan bicaranya.” Ia menekankan bahwa proses belajar bahasa harus melibatkan stimulasi bahasa aktif dari orang tua dan lingkungan sekitar, bukan hanya melalui pemutaran video di perangkat elektronik.
Menurut Piprim, anak-anak memerlukan stimulasi bahasa yang interaktif untuk memperbanyak kosa kata mereka. “Kemampuan berbahasa anak dipengaruhi oleh stimulasi dari orang tua dan lingkungan sekitar. Interaksi langsung dua arah antara anak dengan orang tua dan penutur lain memungkinkan anak menyerap dan menggunakan bahasa dengan lebih efektif,” tambahnya. Piprim menggarisbawahi bahwa penggunaan gadget tanpa interaksi langsung dapat menyebabkan keterlambatan bicara pada anak-anak.
Sementara itu, Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rini Sekartini, menambahkan bahwa penggunaan media digital untuk mengajarkan bahasa asing tidak selalu efektif. “Dari gadget itu memang wawasannya jadi lebih luas, ada anak yang bisa ngomong bahasa macam-macam tapi dia tidak mengerti. Meniru apa yang dia dengar belum tentu paham,” ujarnya.
Rini menekankan bahwa pengajaran bahasa harus melibatkan contoh dan latihan langsung dalam kegiatan sehari-hari. Ia menyarankan agar orang tua secara konsisten menggunakan bahasa yang ingin diajarkan dalam interaksi sehari-hari dan melatih anak untuk berkomunikasi dengan orang lain. “Ini penting sekali karena selanjutnya anak akan hidup di luar rumah, harus bisa berkomunikasi dengan orang-orang di luar rumah, di sekolah, di tempat bermain, dan lain-lain,” pesan Rini.
Artikel Asli baca di gaya.tempo.co
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim