HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Persoalan pemberian bantuan melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan tambang di Kaltim kepada perguruan tinggi di luar Kaltim mengundang perhatian organisasi alumni di Universitas Mulawarman (Unmul).
Ikatan Alumni Fakultas Kehutanan Unmul menyayangkan dan kecewa dengan penyaluran CSR yang tidak tepat sasaran tersebut.
“Filosofinya, perusahaan itu kan mengeksploitasi sumberdaya alam Kaltim, ada risiko lingkungan dan sosial pada masyarakat sekitar lokasi tambang. Istilahnya CSR jangan keluar dari orbitnya,” kata Sarkowi V Zahry, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Fahutan Unmul.
Sarkowi menyoroti pemberitan CSR untuk Universitas Indonesia (UI) Rp50 miliar, Institut Teknologi Bandung (ITB) Rp100 miliar dan Universitas Gajah Mada (UGM) Rp50 miliar.
Menurut dia, hal itu sangat tidak adil dan melukai hati masyarakat Kaltim. Sebab, keuntungan perusahaan diperoleh dari Kaltim sudah semestinya perguruan tinggi di Kaltim dan mahasiswa Kaltim yang menjadi prioritas untuk menerima.
Apalagi pelajar dan mahasiswa yang berada di sekitar wilayah tambang, tentunya lebih diprioritaskan lagi.
“Oleh karena itu, kami menyarankan Bapak Gubernur Kaltim melakukan evaluasi Program CSR perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kaltim dimulai perusahaan tambang yang sedang jadi sorotan,” kata Sarkowi lagi.
Sarkowi khawatir, pemberian CSR ke luar Kaltim ini sudah berlangsung lama, tetapi baru diketahui publik. Padahal, seharusnya bukan hanya CSR, perusahaan harus mempunyai program yang jelas terhadap sektor sektor lain seperti penanggulangan bencana, perbaikan lingkungan dan lain lain.
“Dengan evaluasi program CSR akan jelas programnya untuk apa dan untuk siapa, seberapa besar porsinya serta bagaimana efektivitasnya,” tegasnya.
Sarkowi juga heran dengan pemberian CSR keluar Kaltim ini. Perlu diusut lebih jauh agar jadi bahan evaluasi dan tak jadi pertanyaan besar tanpa berjawab.
“Ini kan janggal ya, apakah ada unsur kesengajaan perusahaan memang kurang peduli perguruan tinggi di Kaltim? Atau di perusahaan itu tidak ada alumni perguruan tinggi di Kaltim yang bisa memberi saran, atau penyebab lain. Ini perlu dicari tahu jawabannya untuk evaluasi semua,” kata Sarkowi yang juga Mahasiswa Program Doktoral (S3) Ilmu Lingkungan Unmul ini. (*).
Editor: MH Amal