HEADLINEKALTIM.CO, JAKARTA – Oktober 2024 akan menjadi bulan yang istimewa bagi para pengamat langit. Sejumlah fenomena langit menakjubkan akan menghiasi malam-malam di sepanjang bulan ini. Dari Gerhana Matahari Cincin hingga hujan meteor Orionid, beberapa dari peristiwa langit ini bisa dinikmati dengan mata telanjang, sementara yang lainnya memerlukan bantuan alat seperti teropong atau teleskop.
Dilansir Cnnindonesia salah satu fenomena langit paling dinanti di bulan Oktober adalah Gerhana Matahari Cincin, yang akan terjadi pada tanggal 2 Oktober 2024. Fenomena ini dimulai pada pukul 22.42 WIB, dengan puncaknya berlangsung pada pukul 01.35 WIB (3 Oktober). Disebut “Cincin Api”, fenomena ini terjadi ketika Bulan tidak sepenuhnya menutupi Matahari, sehingga membentuk lingkaran cahaya seperti cincin api di sekitar tepi Bulan.
Gerhana Matahari Cincin hanya akan terlihat jelas dari jalur annularitas—jalur sempit selebar 265 hingga 331 kilometer. Jalur ini melintasi Samudra Pasifik, Chili bagian selatan, dan Argentina bagian selatan, menjadikannya peristiwa yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang berada di lokasi tersebut. Meski demikian, di luar jalur tersebut, masyarakat tetap bisa menyaksikan gerhana sebagian.
Bagi para pengamat meteor, puncak hujan meteor Draconid akan terjadi pada 8 Oktober 2024, dengan waktu terbaik untuk melihatnya adalah pada malam 7 Oktober hingga dini hari tanggal 8 Oktober. Hujan meteor Draconid ini disebabkan oleh serpihan dari komet 21P/Giacobini-Zinner, yang ditemukan oleh Michel Giacobini pada 20 Desember 1900.
Fenomena tahunan ini biasanya menawarkan sekitar 10 meteor per jam saat kondisi langit benar-benar gelap. Meskipun intensitas hujan meteor ini terbilang tidak terlalu tinggi, Draconid tetap menjadi favorit karena terjadi di awal malam dan bisa diamati tanpa harus begadang hingga dini hari.
Tidak hanya hujan meteor, Bulan Purnama juga akan memeriahkan langit Oktober. Purnama Pink Moon akan terjadi pada 17 Oktober 2024. Di belahan Bumi selatan, Bulan Purnama ini dikenal dengan berbagai nama, seperti Egg Moon, Fish Moon, Seed Moon, Pink Moon, dan Waking Moon. Keindahan Bulan Purnama ini selalu dinanti oleh para pengamat langit karena memberikan cahaya yang spektakuler, terutama bagi mereka yang menyukai astrofotografi.
Puncak hujan meteor Orionid diperkirakan terjadi pada 20-21 Oktober 2024. Hujan meteor ini merupakan salah satu dari dua fenomena hujan meteor yang berasal dari komet Halley, yang terakhir melintasi tata surya bagian dalam pada tahun 1986. Orionid merupakan salah satu hujan meteor terindah sepanjang tahun, dan aktif dari 26 September hingga 22 November.
NASA menggambarkan Orionid sebagai salah satu hujan meteor yang paling dinantikan, dengan meteor-meteor yang dapat dilihat di berbagai bagian langit. Mereka tampak berasal dari rasi bintang Orion, tepatnya dari sekitar bintang raksasa merah Betelgeuse. Pada puncaknya, diperkirakan ada sekitar 23 meteor per jam yang dapat dilihat dengan kecepatan mencapai 66 kilometer per detik atau sekitar 238 ribu kilometer per jam.
Untuk menikmati seluruh fenomena langit di bulan Oktober ini, pastikan langit dalam keadaan cerah dan bebas dari polusi cahaya. Idealnya, mengamati fenomena ini dilakukan di tempat yang jauh dari perkotaan, di mana langit malam tidak terganggu oleh cahaya lampu-lampu jalan atau gedung.
Artikel Asli baca di Cnnindonesia.com
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim