HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Setahun terakhir, Pemkab Kukar melalui Dinas Pertanian dan Peternakan(Distanak) sedang fokus pengembangan jahe gajah di Kecamatan Loa Kulu.
Terlebih lagi, masyarakat mulai gemar mengembangkan tanaman rempah tersebut karena sangat baik untuk kesehatan tubuh menghadapi COVID-19.
Untuk mendukung itu, ada di tiga desa dengan luas lahan mencapai 52 hektar yang disiapkan atau ditetapkan untuk bercocok tanam jahe gajah oleh Distanak Kukar.
“Pengembangannya ada di tiga desa, Margahayu, Jonggon Jaya dan Jonggon, ” ucap Kasi Produksi tanaman Holtikultura Distanak Kukar, Suhardi.
Suhardi memastikan, pengembangan jahe gajah atau jahe putih tersebut cukup berhasil, mengingat produksinya juga sesuai harapan.
Dalam satu hektare lahan, tingkat panennya mencapai 15 ton. Mengenai tingkat penjualan juga sangat menjanjikan, belum masuk musim panen, sudah ada tengkulak yang mendatangi petani jahe.
“Kalau harga juga menggiurkan para petani, 1 Kg jahe dijual dengan harga Rp 22.000,” ucapnya.
Bukan hanya menyasar di Loa Kulu saja, kecamatan lainnya juga mulai diuji coba kembangkan jahe gajah, seperti di kecamatan Tenggarong fokus di Kelurahan Loa Ipuh dan Maluhu. Sedangkan di Tenggarong Seberang tersebar dibeberapa desa.
“Petani belum melirik pengembangan jahe merah, lebih senang pengembangan jahe putih, ” jelasnya.
Suhardi bercerita, untuk tanaman holtikultura selain jahe, seperti lengkuas dan kunyit belum ada sentranya, namun hanya spot-spot tertentu saja. Ini juga kedepannya akan digiring pengembangan dalam satu kawasan.
“Tanaman holtikultura di masa pandemi COVID-19 banyak dicari, guna meningkatkan sistem imun. Dibuat dalam bentuk minuman jamu. Dan ini masih sangat prospek besar kedepannya, ” pungkasnya. (ADV)
Penulis : Andri
Editor : Amin
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim