HEADLINEKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Keindahan destinasi wisata yang ada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur menjadi magnet bagi pelancong dari dalam dan luar negeri. Pernah tiarap ketika pandemi Covid-19 menghantam, kini geliat sektor pariwisata Bumi Batiwakkal pulih dan molek kembali.
Kunjungan wisatawan ke Berau memberikan dampak yang positif dan multiplier effect terhadap perekonomian masyarakat. Kabupaten Berau terdiri dari 13 Kecamatan dan 100 kampung. Masing-masing memiliki potensi pariwisata yang luar biasa.
Selain keindahan destinasi wisata baik alam maupun buatan, Kabupaten Berau juga memiliki wisata sejarah, budaya, kuliner, dan lainnya. Ini menjadi daya tarik pariwisata sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Berau.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Ilyas Natsir menyampaikan, perkembangan pariwisata di Kabupaten Berau semakin moncer. Hal ini tecermin dari peningkatan jumlah wisatawan dari tahun ke tahun.
Kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) pada tahun 2021 sebanyak 85 orang. Pada tahun 2022 meningkat sebanyak 283 orang. Pada tahun 2023 meningkat lagi menjadi 1.666 turis asing. Sementara, untuk tahun 2024 sampai bulan September sudah sebanyak 2.186 turis asing.
Ia pun optimis bahwa kunjungan pariwisata di Kabupaten Berau akan terus mengalami peningkatan. “Itu baru sampai bulan September 2024, belum dihitung dengan event Maratua Jazz kemarin, jadi cukup signifikan,” tegasnya.
Pada pengujung Oktober kemarin, Disbudpar Berau telah mengadakan event Maratua Jazz & Dive Fiesta 2024. Musik Jazz dipilih untuk menarik wisman asing untuk datang ke Pulau Maratua. Menurutnya, dampak dari event tersebut sangat positif dalam peningkatan kunjungan wisatawan.
Ilyas mengaku terharu dan senang sekali karena ternyata banyak turis asing yang datang ke Pulau Maratua pada saat event Maratua Jazz & Dive Fiesta 2024. “Kita mengadakan Maratua Jazz ini untuk memancing minat mereka karena musik jazz itu kesukaannya wisatawan asing. Ada puluhan wisatawan asing yang datang,” ungkapnya.
Kemudian, destinasi wisata yang paling diminati wisatawan nusantara maupun mancanegara adalah Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pemandian Air Panas Pemapak di Kecamatan Biatan, Labuan Cermin di Kecamatan Biduk-Biduk, dan Telaga Biru Tulung Ni’Lenggo di Kampung Tembudan Kecamatan Batu Putih.
“Itu banyak sekali, dan retribusinya langsung masuk ke kampung,” katanya.
Ilyas mengatakan, terjadi peningkatan retribusi daya tarik pariwisata yang dikelola Disbudpar Berau bekerja sama dengan komunitas Pokdarwis, Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) dan sebagainya. “Terjadi peningkatan luar biasa sampai beberapa ratus persen,” bebernya.
Kata dia, destinasi wisata lainnya tetap didorong dan diupayakan agar semakin dikenal. Fasilitas di titik-titik destinasi wisata terus diperbaiki. Kemudian pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola juga ditingkatkan. Baik itu pelatihan maupun sertifikasi.
“Misalnya pelatihan bahasa Inggris, home stay, pelatihan guide, hingga pengelolaan toilet itu kita lakukan. Ada yang dilakukan oleh dinas maupun masyarakat sendiri melalui dana kampung,” ujarnya.
Menurutnya, peningkatan sektor pariwisata di Kabupaten Berau dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Di samping fasilitas yang mulai bagus, pengunjung akan betah di Berau karena dilayani dengan baik.
“Harapannya akan lebih banyak lagi wisatawan yang datang ke Kabupaten Berau,” tuturnya.
PERLUNYA RISET KEPUASAN WISATAWAN
Ketua Fungsi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, Lita J Hakim menuturkan, melihat tren pariwisata yang ada di Kabupaten Berau selama kurun waktu 5 tahun ini terbilang fluktuatif.
“Kadang naik kadang turun, karena memang pada saat tahun 2020 dan 2021 itu Pandemi Covid-19. Jelas terjadi penurunan yang cukup drastis,” jelasnya saat ditemui di kantor BPS pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Pada tahun 2019, jumlah keseluruhan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten baik wisatawan nusantara maupun mancanegara sebanyak 301.015 orang. Kemudian, itu turun menjadi 127.396 wisatawan pada tahun 2020.
“Walaupun mengalami kenaikan sekitar 11 persen atau sebanyak 141.483 jumlah wisatawan pada tahun 2021. Namun, itu tidak setinggi di tahun 2019 sebelum pandemi,” tambahnya.
Pada tahun 2022, kunjungan wisatawan meningkat sekitar 180 persen atau sebanyak 397.337 jumlah wisatawan. Kemudian, tahun 2023 naik lagi sebesar 422.592 jumlah wisatawan.
“Tahun 2023 naik lagi sekitar 6 persen saja, tapi tidak sebesar di kenaikan 2021 ke 2022,” bebernya.
Menurutnya, jumlah kunjungan wisatawan ini juga dipengaruhi dengan beberapa hal seperti pandemi Covid-19, kebijakan-kebijakan lokal, sertapromosi yang dilakukan baik dari pihak swasta maupun daerah terkait objek wisata di Kabupaten Berau.
“Kemudian juga bagaimana dengan aksesnya, transportasi dan akomodasi ke daerah tersebut. Kalau mahal pasti wisatawan juga berpikir lagi untuk berkunjung,” ucapnya.
Hal itu juga menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau supaya wisatawan ini tertarik dan nyaman berkunjung ke Berau. “Atau misalnya dari sisi harga makanan dan waktu tunggu kita ketika mau pesan makanan, itu juga dapat berpengaruh,” ucapnya.
Dia mendorong hal-hal semacam ini dikaji secara khusus oleh Pemkab Berau khususnya Disbudpar. Misalnya, apakah kecepatan saji rumah makan dapat mempengaruhi tingkat kunjungan dan kenyamanan wisatawan yang datang ke destinasi wisata tersebut?
“Harusnya hal-hal seperti itu kita lebih peka sebagai orang yang di daerah untuk mengantisipasi hal tersebut,” tegasnya.
Cara mengetahuinya mudah. Misalnya dengan membuat semacam angket untuk para wisatawan soal kepuasan terhadap aktivitas melancong di Berau? Dari angket tersebut dapat dilakukan kajian dan juga menjadi bahan evaluasi Pemkab Berau.
“Sementara ini kan visi misi kita salah satunya mau meningkatkan sektor pariwisata, tapi apakah pernah ada kajian langsung sebelumnya yang dilakukan kepada para wisatawan sehingga kita mengetahui apa keinginan wisatawan tersebut?” jelasnya.
Kepala Kampung Pulau Derawan, Indra Mahardika mengatakan, akan mendatangi beberapa resort termasuk DLHK dan Disbudpar Berau untuk melakukan koordinasi mengenai layanan bagi wisatawan yang begitu banyak datang ke Pulau Derawan. “Wisatawan yang datang selalu meningkat,” tegasnya.
Dikatakannya, beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baik di Kabupaten, Provinsi hingga Kementerian melakukan kegiatannya di Pulau Derawan. “Nanti juga ada event musik pantai,” bebernya.
Ia bersyukur dengan banyak agenda pemerintah dan kunjungan wisatawan di Pulau Derawan membuat perekonomian jadi hidup. Mulai dari segi penginapan, transportasi, dan makanan. Kata dia, untuk sementara resort yang ada di Derawan mencukupi. Namun saat akhir tahun tiba, resort sudah pasti full.
“Sampai ada yang nginap di masjid, kantor desa, gedung olahraga, dan ada juga di pantai. Jadi membeludak sekali saat akhir tahun,” pungkasnya.
BUTUH DUKUNGAN FASILITAS
Ketua Pokdarwis Batu Payung, Kampung Payung-Payung, Kecamatan Maratua, Andriyansyah mengatakan, kunjungan wisatawan cukup banyak berasal dari China. Kemudian destinasi wisata yang yang paling sering dikunjungi adalah Goa Halo Tabung dan Laguna Kehe Daing (Kakaban). Kebanyakan wisatawan yang datang menyukai spot selam (diving) untuk melihat pesona bawah laut.
“Untuk itu, Pokdarwis mulai meyiapkan paket wisata Diving. Retribusi dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMK),” ucapnya.
Menurutnya, fasilitas penunjang pariwisata masih banyak yang perlu dibenahi. Salah satunya belum tersedianya toilet umum dan solusi untuk mengatasi sampah yang ada di pantai. Ia berharap ke depannya, Pokdarwis Batu Payung dapat bersinergi dengan Pemerintah Kampung, Kecamatan, Kabupaten, serta dinas terkait.
“Dengan memiliki tujuan yang sama untuk memajukan pariwisata di Kecamatan Maratua, sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat lokal,” tuturnya.(Riska)
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim