HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak masih mewabah di 16 provinsi di Indonesia. Hal ini menjadi kekhawatiran banyak masyarakat, khususnya peternak. Lantaran hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk mengatasi penyakit ternak tersebut.
“Virus (PMK ternak, red) ini belum ada vaksinnya dan sekarang masih menunggu impor, seperti yang diminta oleh pak Jokowi. Sedangkan yang dibuat di Indonesia, Jawa Timur, baru Agustus nanti ada vaksinnya” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim H Munawwar dikonfirmasi media ini.
Dikatakannya, vaksin tersebut mirip dengan vaksin COVID-19 yang menyerang manusia. Dibuat untuk memberikan kekuatan kekebalan untuk hewan ternak. Tetapi kata Munawwar, perlu waktu panjang untuk benar-benar menghasilkan vaksin tersebut.
“Vaksinnya mirip vaksin COVID. Itu memberikan kekuatan, kekebalan, imun untuk ternak. Tapi kan itu biasanya terjadi dulu, terus diteliti dulu jenisnya apa, baru vaksin dibuat,” jelasnya.
Diakuinya, penanganan penyakit PMK pada hewan ternak ini memang lamban. Sehingga dengan mudah dan cepat virus berkembang dan menyerang banyak ternak di Indonesia. Dengan cara penularan yang sama seperti virus COVID-19.
“Kita lambat penanganan, karena memang virus ini seperti COVID, hampir mirip. Penularan sama melalui droplet, bahkan radius lebih panjang daripada COVID, demam 41 derajat Celcius, tidak mau makan dan minum karena diserang semua tenggorokan,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Munawwar, pihaknya terus bekerjasama dengan kabupaten/kota serta stekholder terkait untuk melakukan pengawasan ternak. Termasuk mengambil sampel di kantong-kantong penyedia ternak.
“Pengambilan sampel sudah dilakukan di 94 lokasi, dengan jumlah 2.566 ternak dan fokus di kantong ternak, RPH (rumah pemotongan hewan) dan peternakan di 10 kabupaten/kota,” sebutnya.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim bersama kabupaten/kota, lanjutnya, juga akan memperkuat bio security dan bio safety terhadap hewan ternak.
“Karena virus itu susah. Artinya disenfektan perlu untuk menjaga virus itu,” imbuhnya. (Ngh/Adv/Kominfo)