src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js">
HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Kapal jenis SPOB (Self Propelled Oil Barge) Mulya Mandiri yang tenggelam di di bawah Jembatan Mahkota 2, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda, pagi tadi, disebut mengangkut 5 ton minyak sawit alias cruide palm oil (CPO). Kapal SPOB adalah jenis kapal pengisian bahan bakar ship to ship di tengah perairan.
Selain juru mudi kapal bernama Jufri (30), warga Jalan Masjid RT 31, Kelurahan Rawa Makmur, Palaran, hilang, insiden ini ikut mencemari perairan Sungai Mahakam. Informasi yang dihimpun headlinekaltim.co di lokasi kejadian, kapal SPOB Mulya Mandiri, sekitar pukul 05.00 WITA, berlayar dari Palaran menuju ke Teluk Cinta yang berada di Kawasan Mangkupalas, Samarinda Seberang.
Kapal yang belakangan diketahui memuat sebanyak 5 ton CPO, diawaki Tommy sebagai nakhoda, Aswandi selaku Muallim 1, Anto selaku Juru Mudi, Rizal selaku Juru Minyak, Muchtar Tandiawi selaku Kepala Kamar Mesin (KKM), Untung dan Jufri korban tenggelam.
Berdasarkan keterangan Muchtar Tandiawi, sang KKM, pada saat kapal tenggelam, rekannya bernama Jufri terlihat sempat berusaha menyelamatkan diri. Sayang, dia tidak bisa menggapai daratan. Tujuh awak kapal yang selamat berkumpul di tepi sungai, lalu meminta pertolongan warga untuk melakukan pencarian terhadap rekannya.
Berdasarkan keterangan dari pemilik kapal SPOB, Bustam (53) warga Jalan Masjid RT 31, Kelurahan Rawa Makmur, Palaran, pada pukul 05.00 WITA ia menerima laporan dari Aswandi bahwa kondisi kapal dalam posisi miring, tepat di bawah jembatan Mahkota II.
“Setelah kurang lebih 30 detik, komunikasi saya dengan yang bersangkutan terputus. Saya mencoba menghubungi kembali, tapi nomor HP Aswandi sudah tidak aktif. Setelah itu pukul 05.30 WITA, saya langsung ke bawah jembatan Mahkota 2,” katanya pada petugas.
Setibanya di lokasi, Bustam melihat ketujuh anak buahnya dalam keadaan selamat. Namun, satu awak kapal belum ditemukan. Informasi yang dihimpun dari petugas, Bustam mengakui kapalnya memuat 5 ton CPO.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan Melkianus Kotta melalui Koordinator SAR Samarinda Riqi Effendi mengatakan, pihaknya telah melakukan pencarian terhadap korban dengan melakukan penyisiran hingga radius 200 meter dari lokasi tenggelamnya kapal.
Saat tiba di lokasi, kata dia, pihaknya tidak sempat berjumpa dengan seluruh awak kapal maupun perwakilan dari pemilik kapal. Ini menyulitkan pengumpulan informasi awal kejadian tersebut.
“Sudah tidak ada siapa-siapa, sehingga kami membagi kelompok. Kelompok pertama melakukan penyisiran di lokasi kejadian untuk pencarian korban, dan kelompok lain mengumpulkan informasi dan keterangan dari awak kapal yang selamat. Dan informasi yang kami terima awalnya, saat kejadian kapal tidak ada muatan,” terangnya, saat ditemui awak media di pos pencarian di Tugu Cinta, Mangkupalas.
Soal muatan kapal dan tumpahan minyak CPO di sepanjang perairan Sungai Mahakam, mulai dari Mangkupalas hingga perairan Palaran, dibenarkan oleh Riqi Effendi.
Ia mengaku melihat banyak tumpahan minyak. Namun, masih menunggu keterangan dari pihak terkait untuk penjelasan hal tersebut.
“Yang kita lihat di lapangan memang ada tumpahan minyak, cuma kita dapat informasi dari korban yang selamat, kapal tidak ada muatan. Entah ada sedikit atau tidak ada masih dalam penyidikan. Apakah korban ini belum stabil, apakah ada atau tidak ada, apa yang kita lihat di lapangan ini cukup lumayan (tumpahan minyak),” pungkasnya.
Penulis: Ningsih
Editor: MH Amal