HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Sedikitnya 120 guru di Kaltim gugur akibat terinfeksi virus korona sejak pandemi ini dimulai tahun 2020 hingga Juli 2021. Mayoritas mereka mengajar di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Hingga per 27 Juli 2021 lalu sebanyak 120 guru kita meninggal dunia,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim Anwar Sanusi, Sabtu kemarin.
Kehilangan sebanyak 120 guru, diakuinya sangat memberatkan dunia pendidikan. Khususnya sekolah negeri di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim di seluruh kabupaten/kota.
Anwar Sanusi menyebut, saat ini hanya tersisa sekitar kurang dari 700 orang guru yang berstatus PNS di lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim. Jumlah tersebut kata dia akan terus menyusut lantaran banyak juga guru-guru yang akan memasuki masa purnatugas.
Terkait dengan rencana penambahan sebanyak 400 orang guru yang berasal dari rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), Anwar Sanusi masih belum dapat memastikan.
Menurut dia, jika memang terealisasi, tetap belum dapat memenuhi kebutuhan guru untuk tingkat SMA/SMK dan SLB.
“Masih kurang jumlahnya. Inipun belum dikurangi 120 guru yang meninggal dunia. Kekurangannya masih sekitar 300 guru lagi,” katanya.
Dirinya mengapresiasi terhadap kebijakan Gubernur Kaltim Isran Noor yang belum mengizinkan pelaksanaan sekolah tatap muka.
Sanusi menilai, Gubernur sangat berhati-hati untuk memberikan izin. Terlebih, saat ini, kasus COVID-19 di Kaltim belum menunjukkan grafik penurunan yang stabil.
“Kita sedih kondisi ini. Tapi jadi kehati-hatian kita dengan guru. Termasuk jaminan keselamatan anak didik kita jika tetap melaksanakan sekolah tatap muka,” tutupnya.
Penulis : Ningsih
Editor: MH Amal