HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Masa pandemi Covid-19 ternyata tak menyurutkan kegiatan ekspor komoditas karet di Kalimantan Timur. Data Karantina Pertanian Samarinda sampai pada bulan Juli 2020, fasilitasi ekspor karet lembaran sebanyak tiga kali.
Pengiriman ke Rusia dua kali dan China satu kali. Total ekspor 246,9 ton. “Jumlah ini meningkat jauh dibandingkan ekspor total di tahun 2019 yang hanya 203 ton,” ujar Kepala Karantina Pertanian Samarinda, Agus Sugiyono, dalam rilis diterima media ini, Jumat 24 Juli 2020.
Agus pada 23 Juli 2020 juga telah melakukan supervisi pemeriksaan karet lempengan ke Cina sebanyak 201,6 ton dengan nilai Rp 5,02 miliar. “Kita semua bersyukur bahwa situasi ekonomi dunia yang berjalan lambat ini tidak terlalu berpengaruh pada permintaan lembaran karet dari Kaltim. Malah ada kecenderungan meningkat,” katanya.
Ekspor karet lembaran tahun ini mengalami peningkatan dan mulai menjajaki pasar-pasar negara luar baru. Dalam waktu dekat sudah ada lagi permohonan pemeriksaan komoditas karet dalam jumlah yang cukup besar.
Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQfast pada semester pertama (Januari – Juni) tahun 2020, ekspor lembaran karet Indonesia meningkat dibandingkan awal semeter tahun 2019.
“Semester pertama tahun ini telah mencapai 63.248 ton, sedangkan di tahun 2019 hanya mencapai 53.396 ton,” ujar Agus.
Karet lembaran Indonesia ini banyak di ekspor ke negara China, India, Taiwan, Lutvia, Rusia, Pakistan, Mesir, Kanada, Amerika, Malaysia, Korea Selatan.
Terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan mengapresiasi peningkatan ekspor komoditas pertanian sub sektor perkebunan ini. Di saat harga karet dunia mengalami kenaikan di bulan Juli ini, namun permintaan karet lembaran asal Kaltim tidak surut.
“Benar seperti yang dikatakan oleh Bapak Menteri Pertanian, bahwa Covid-19 ini berdampak baik untuk sektor pertanian. Di tengah keterpurukan berbagai sektor bisnis, sektor pertanian yang terus tumbuh selama pandemi Corona ini”, ujar Jamil.
Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, perekonomian Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan jika sektor pertaniannya terus dioptimalisasi. Nilai ekspor produk perkebunan, hortikultura, dan sebagainya baru tembus Rp 400 triliun. Ia mengajak pengusaha untuk menggenjot hingga Rp 1.000 triliun.
Penulis: Amin