HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG- Laman Humas Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Kutai Kartanegara tiba-tiba mengumumkan pembatalan sayembara desain land mark Kota Tenggarong. Sayembara ini awalnya digagas setelah ikon Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martadipura berupa patung naga yang berada di kawasan Central Business District (CBD) dibongkar, beberapa waktu lalu.
Nah, sayembara ini guna mencari ikon baru pengganti patung naga tersebut. Sayang, penyebab pembatalan sayembara masih tanda Tanya. Di pengumuman tersebut, hanya disebut penyebab ‘satu dan lain hal’.
Pembatalan sayembara land mark baru Kota Tenggarong tersebut dikomentari perwakilan Komunitas Kreatif Kukar, Akbar Haka. Dia menyayangkan kenapa sayembara tersebut dibatalkan tanpa alasan jelas dari pihak penyelenggara.
“Cuma saya sudah mengusulkan, kepada panitia dari Dinas Pekerjaan Umum(DPU) agar diadakan jumpa pers, terkait pembatalan lomba tersebut, agar tidak terjadi tanda tanya dan menimbulkan kekecewaan kepada peserta yang sudah mengirimkan desainnya,” tukas vokalis grup metal, Distorsi ini, Jumat 22 Januari 2021.
Akbar mendapatkan kabar pembatalan tersebut terkait masukan dari perancang patung naga yang pertama terkait biaya. “Perancang pertama menyarankan, kalau patung yang lama tetap dilanjutkan, maka biayanya dua kali lipat lebih mahal. Sebab, strukturnya sudah keropos terkena panas dan hujan bertahun-tahun. Jadi, sarannya, lebih baik membangun baru,“ jelas Akbar.
Sebelum ini, headlinekaltim.co juga pernah mewawancarai Budayawan Kutai Kartanegara Awang Rifani. Dia juga menyesalkan patung naga dibongkar dan dibangun patung ikonik baru. Padahal, menurut dia, patung naga yang sebelumnya hanya perlu perbaikan. “Kenapa mau diganti lagi? kan perencanaan awalnya pembangunan patung naga, seharusnya dilanjutkan dan diselesaikan saja,” jelasnya.
Menurut dia, jika disayembarakan land mark selain patung naga, justru ciri khas Kutai akan hilang. “Naga itu simbol air dan kekuatan, dan juga punya sejarah dengan Kutai, makanya saya punya prinsip, tetap saja patung naga,” paparnya.
Penulis: Andri
Editor: MH Amal