src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js">
HEADLINEKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Hujan lebat disertai angin kencang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Berau, pada Minggu 18 April 2021 malam. Daerah pesisir utara pun tak luput dari amukan alam itu.
Satu perahu jongkong milik seorang nelayan di kawasan Tanjung Batu dikabarkan tenggelam di pesisir laut Ulingan saat sedang menjala. Perahu yang ditumpangi tiga orang itu tenggelam dihantam gelombang besar.
“Perahu tenggelam saat dihantam ombak dan angin kencang. Ketiganya sempat terombang-ambing di laut selama kurang lebih satu jam. Beruntung, mereka bisa segera selamatkan perahu dan kembali ke daratan. Walaupun barang yang mereka bawa telah hanyut dibawa arus,” ungkap Kepala Perencanaan Pemerintah Kampung Tanjung Batu, Apriansyah pada Senin 19 April 2021.
Ia menyebut, cuaca pada Minggu 18 April 2021 sore itu cukup cerah. Tidak terlihat tanda-tanda akan datangnya badai. Cukup banyak nelayan yang pergi melaut pada sore harinya.
“Sore itu cukup cerah. Tidak ada tanda-tanda akan badai. Peringatan dari BMKG juga baru kita terima usai buka puasa. Sedangkan saat itu nelayan udah berangkat melaut semua. Hujan lebat dan angin kencang mulai melanda Tanjung Batu sekitar pukul 20.00 WITA,” jelasnya.
Akibatnya, gelombang besar terjadi hingga membuat khawatir para nelayan bagan. Dikatakannya, nelayan bagan bahkan sudah bersiaga dengan menyiapkan pelampung seperti jeriken air jika sewaktu-waktu ombak datang dan menghantam bagan.
“Beruntung, tidak ada bagan yang hancur. Namun kita mendapat informasi, salah satu perahu milik nelayan bagan sempat hanyut dan baru ditemukan esok hari,” bebernya.
Selain kapal tenggelam, lanjutnya, angin kencang juga merusak tenda-tenda milik pedagang di sekitar Pelabuhan Si Dayang.
“Beberapa pohon tumbang juga terjadi di sekitar wilayah Teluk Semanting. Meskipun pohon yang tumbang tidak terlalu besar. Namun kita tetap mengimbau agar warga tetap waspada,” tuturnya.
Kapolsek Pulau Derawan Iptu M Zaenuri mengatakan, meski ada beberapa dampak hujan lebat semalam, tidak ada kerusakan parah pada bangunan milik warga, kecuali tenda-tenda yang rusak di pelabuhan Si Dayang.
“Tidak ada longsor, rumah rusak ataupun korban jiwa,” ujarnya.
Ia menyebut, saat ini cuaca tidak bisa diprediksi. Apalagi saat ini siklon tropis Surigae masih memberikan dampak yang besar pada perubahan cuaca.
Zaenuri mengimbau kepada masyarakat sekitar, terutama para nelayan, agar tetap waspada. Apalagi, gelombang bisa mencapai ketinggian dua meter.“Kita imbau agar nelayan tidak melaut dulu jika cuaca buruk,” ungkapnya.
Berdasarkan update terkini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), siklon tropis Surigae masih akan memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia hari ini, Senin 19 April 2021.
Dari hasil analisis BMKG, Minggu 18 April 2021 pada pukul 19.00 WIB, posisi siklon tropis Surigae berada di Samudera Pasifik timur Filipina, 13.5 LU 0 126.8 BT, atau sekitar 1140 kilometer sebelah utara Tahuna.
Diprediksikan dalam 24 jam yaitu hingga pukul 19.00 WIB, Senin 19 April 2021, siklon tropis Surigae (905 hPa) akan bergerak dengan kecepatan 4 knots atau 7 kilometer per jam menjauhi wilayah Indonesia.
Posisinya akan berada di Samudera Pasifik timur Filipina, dengan koordinat 15.0 LU – 126.5 BT, yaitu sekitar 1300 kilometer sebelah utara Tahuna.
“Intensitas siklon tropis Surigae dalam 24 jam ke depan diperkirakan akan melemah dan bergerak ke utara menjauhi wilayah Indonesia,” tulis BMKG.
Penulis: Sofi
Editor: MH Amal