HEADLINEKALTIM.CO, JAKARTA – Calon presiden nomor urut 2 Ganjar Pranowo melayangkan pertanyaan mengenai perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) dalam acara debat Calon presiden (Capres) perdana yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di kantor Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 12 Desember 2023 malam.
Pertanyaan tersebut dia layangkan kepada calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan. Anies pernah menjabat sebagai Gubernur dan sudah semestinya paling memahami situasi saat ini di Jakarta.
Menjawab pertanyaan itu, Anies Baswedan menegaskan sikapnya yang menolak meneruskan pembangunan IKN di Kalimantan Timur. “Alih-alih memindahkan IKN, saya lebih memilih untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah di Jakarta satu-persatu,” ujar Anies.
Menurut Anies, permasalahan yang ada di Jakarta seharusnya diselesaikan bukan ditinggalkan dengan membangun IKN Baru. “Kalau ada masalah jangan ditinggalkan, diselesaikan,” kata Anies dalam Debat Capres 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Selasa 12 Desember 2023.
Adapun permasalahan yang dihadapi Jakarta yakni mengenai lalu lintas, lingkungan hidup, dan kepadatan penduduk. Jika ditinggalkan begitu saja maka tidak otomatis menyelesaikan persoalan dasar di Jakarta.
“Kontribusi ASN dalam kemacetan Jakarta hanya 4 hingga 7 persen, kemudian lalu lintas di Jakarta harus diselesaikan dengan membangun transportasi umum elektrik. Termasuk juga memperbanyak taman di Jakarta. Dan itu semua dikerjakan untuk membuat Jakarta menjadi kota yang nyaman, aman dan bisa hidup,” urai Anies.
Anies mengakui bahwa dirinya menolak pembangunan IKN yang merupakan produk hukum tanpa melalui dialog publik secara lengkap. “Dialog pun terjadi ketika undang-undang telah diselesaikan. Sehingga siapapun yang kritis terhadap IKN dianggap oposisi dan sebaliknya yang mendukung dianggap pro pemerintah,” katanya.
Anies meyakini hal tersebut dapat terjadi sebab adanya peran kekuasaan yang berdiri mengangkangi hukum. “Ini nada-nadanya negara kekuasaan dimana negara menentukan hukum,” tegas Anies.
Lebih lanjut, Anies menyebut bahwa urgensi yang tampak dalam pembangunan IKN hanya kekuasaan. Sementara itu beragam permasalahan yang ada di masyarakat masih tampak di depan mata.
“Hari ini kita belum menyiapkan pupuk lengkap di saat yang sama kita membangun sebuah istana untuk Presiden, dimana rasa keadilan?” pungkasnya.(Puput)