HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Biasanya, para orang tua ingin menyekolahkan anaknya di kota dengan alasan fasilitasnya lebih bagus. Namun, SMA Negeri 2 Sebulu, Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, justru menerima banyak siswa pindahan dari Kota Samarinda dan Tenggarong.
Kepala SMAN 2 Sebulu Fadli Yulizannur mengakui sekolahnya menjadi daya tarik siswa dari luar. “Beberapa siswa kami pindahan dari SMA, SMK dan Ponpes yang ada di Samarinda dan Tenggarong, ” ucap Fadli, Sabtu 2 Oktober 2021.
Fadli mengatakan, aktivitas mengajar dan model pembelajaran di sekolahnya menyesuaikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Materi yang disampaikan guru sudah diunggah di kanal YouTube masing-masing guru dan kanal YouTube SMAN 2. “Kita juga baru punya sarana Podcast sekolah, dan mulai pekan depan diaktifkan,” sebutnya.
Mantan Kepala SMAN 1 Kota Bangun ini menilai, model Podcast merupakan sarana pembelajaran terkini dan sesuai dengan minat generasi muda saat ini. Dia mencontohkan Podcast ala Deddy Corbuzier yang populer di kalangan warganet.
“Pemateri yang akan mengisi Podcast bisa dari Disdikbud Kaltim dan Kukar, guru internal dan eksternal, siswa serta tokoh publik lainnya dengan beragam tema. Jadi, pembelajaran melalui Podcast akan semakin menarik dan memberi pengetahuan serta inspirasi ke masyarakat,” ujarnya.
Fadli menambahkan, sekolahnya juga termasuk berprestasi. Dari segi tenaga pengajar, ada satu Guru Penggerak bernama Eriyanti. Para guru juga terbiasa menyusun karya tulis ilmiah. Prestasi lainnya adalah penyandang juara Sekolah Sehat Tingkat Kabupaten dan Provinsi, juara Alquran tingkat kabupaten, juara 1 lomba Mapel Ekonomi, hingga Juara 1 Duta Pelajar Kaltim.
“Salah satu guru kami juga masuk seleksi 100 guru dalam Olimpiade Fisika RuangGuru se-Indonesia, ” sebutnya.
Bagaimana mewujudkan sekolah berprestasi meskipun fasilitas terbatas dan jauh dari kawasan perkotaan? Menurut Fadli, butuh proses waktu panjang untuk memenej sekolah hingga bisa seperti sekarang.
Hampir 2 tahun menjabat Kepsek, dia terus memotivasi para guru untuk banyak berani tampil dan tidak mengeluh dengan kondisi sekolah di kampung yang hanya dikelilingi perkebunan kelapa sawit.
“Kalau bukan kita yang majukan sekolah yang ada di kampung, siapa lagi? Kalau banyak mengeluh, malah tidak produktif menciptakan suatu hal yang baru, ” pesannya.
Penulis: Andri
Editor: MH Amal