HEADLINEKALTIM.CO – Kabar mengejutkan terdengar pada Kamis 25 November 2020, dini hari. Pencetak gol “Tangan Tuhan” pada pertemuan Argentina vs Inggris yang berakhir 2-1 di ajang Piala Dunia 1986 Meksiko disebutkan meninggal dunia di La Plata, Argentina. Serangan jantung.
Diego Armando Maradona lahir di Buenos Aires pada 30 Oktober 1960, merupakan legenda besar yang tumbuh dan dicintai anak-anak muda di seluruh dunia.
Tatkala media sosial belum mengangkasa dan menggeliat seperti sekarang, ia adalah perwujudan kemegahan dan harapan anak-anak muda di dunia ketiga pada masa lalu lewat sepakbola. Melawan kesombongan negara-negara Eropa seperti Inggris, lalu Belgia dengan skor 2-0 tanpa balas. Lantas meraih Piala Dunia kedua kali untuk negaranya, setelah melalui perlawanan sengit Jerman Barat dengan skor akhir 3-2.
Kekalahan pada perang Falkland tahun 1982, yang membuat 649 pasukan Argentina mati ditangan Inggris. Merupakan inspirasi utama pemain yang berposisi sebagai gelandang serang, untuk membalas dendam pada empat tahun berikutnya di ajang sepakbola.
Menghancurkan negeri penemu olahraga sepakbola adalah impian tertinggi dalam hatinya. Walau memang kado lainnya menjadi juara Piala Dunia 1986, menjadi piala kedua yang dimiliki Argentina yang sebelumnya mendapatkan di tahun 1978.
TANGAN TUHAN
22 Juni 1986 menjadi hari yang paling bersejarah bagi dunia sepakbola atas pembaptisan gol Tangan Tuhan sekaligus menjadi hari yang paling dibenci –bahkan sangat membekas– bagi masyarakat Inggris.
Kala itu Argentina bertemu Inggris di perempatfinal Piala Dunia Meksiko. Tensi pertandingan berjalan panas sebab kedua kesebelasan ingin sama-sama menahbiskan diri sebagai tim terbaik kala itu.
Paruh pertama berjalan skor imbang tanpa gol tetap bertahan. Maradona kemudian tampil bak dewa yang turun dari kahyangan memberi sabda pada dunia untuk dikenang hingga hari ini.
Pada menit ke-51, Maradona coba melakukan penetrasi dari sisi kiri. Ia lalu mengirim umpan ke arah Jorge Valdano dan kemudian bergerak maju memasuki kotak penalti.
Valdano gagal mendapat bola karena Steve Hodge sukses memotong aliran bola itu. Namun upaya Hodge membuang bola justru malah membuat bola mengarah ke mulut gawang.
Maradona ada di tempat yang tepat. Namun, Peter Shilton yang berpostur hampir 20 cm lebih tinggi dari Maradona tentu punya keunggulan, termasuk menggunakan tangannya.
Tetapi dalam momen yang cepat itu, Maradona sukses mengantar bola masuk ke dalam gawang. Maradona langsung bersorak dan berlari ke pinggir lapangan, diikuti rekan-rekannya yang lain.
Para pemain Inggris langsung berlarian memprotes keras gol tersebut, namun wasit Ali Bin Naser teguh terhadap keputusannya mengesahkan gol Maradona.
“Sebagian karena kepala Maradona dan sisanya dibantu tangan Tuhan,” kata Maradona mengomentari golnya itu.
Gol kontroversial tersebut kemudian tajuk utama koran-koran saat itu bahkan popularitasnya tetap terjaga hingga hari ini. Gol tersebut juga menjadi kejadian paling ikonik yang dikenang dari Piala Dunia 1986 ketimbang gelar juara yang diraih Argentina.
Gol Tangan Tuhan itu pula yang membuka jalan Argentina sebagai kampiun Piala Dunia 1986 setelah di final mengalahkan Jerman Barat dengan kedudukan akhir 3-2.
Saat gol tangan Tuhan tercipta dan menjadi arsitek kemenangan di final, sebagian penduduk di Argentina kemudian menasbihkan Maradona sebagai Tuhan.
KARIR KLUB
Ditemukan pemandu bakat dari klub Argentinos Juniors pada 1976, karena gaya permainannya yang berani serta menghibur. Pada 1981 ia dibeli Boca Juniors seharga 1 juta poundsterling dan membuat klub tersebut merengkuh juara liga. Kariernya di klub sepakbola lantas berlanjut ke benua Eropa pada 1982 dengan bermain di Barcelona.
Karier fenomenal untuk level klub terjadi saat bermain di salah-satu klub sepabola Italia yakni Napoli pada medio 1984-1991. Mantan pelatih Argentina tahun 2008-2010 ini mampu merengkuh juara Serie A pertama kali untuk klub pada 1987 dan kedua pada 1990.
Belum lagi sederet piala lain seperti Piala Italia 1987 serta Piala UEFA pada 1989. Karier sepakbolanya berlanjut di Sevilla, New Old Boys hingga akhirnya gantung sepatu di Boca Juniors pada tahun 1997 silam.
Maradona tidak lepas dari kenakalan, sebagaimana ia begitu dekat dengan dunia malam dan dunia hitam di Naples, kota ketiga terbesar di Italia setelah Roma dan Milan.
Dalam laporan Business Insider, Naples yang posisinya di Selatan Negeri Pizza ini masuk dalam daftar kota-kota yang paling berbahaya di dunia. Memiliki 100 klan mafia dengan asosiasi lebih dari 10 ribu organisasi, dari senjata api, pemerasan, perampokan, pencurian, perdagangan manusia secara ilegal, hingga narkoba adalah hal yang lazim terjadi.
Ia larut dalam kebiasaan mengkonsumsi kokain, dan membuatnya tidak lagi disiplin dalam latihan di klub-klubnya. Membuat dirinya tak proporsional dan lebih tidak profesional dalam berkarier sebagai pemain bola. Bahkan, seringkali tak terlihat dalam pertandingan dengan alasan stress. Benar-benar tipis memang antara kejayaan dan kehancuran, benar-benar di tangan manusia yang menjalaninya.
Dikutip dari Four Four Two, takkala Maradona diangkat menjadi pelatih klub Divisi Dua Meksiko yakni Dorados de Sinaloa pada 2018 lalu. Ia menyebutkan sejak lepas dari jeratan narkoba pada 15 tahun lalu, bagaimana begitu ingin dirinya menjelaskan bagaimana kehidupan sebagai pemakai yang begitu berantakan. Pemain bola harusnya selalu maju, bukan malah melakukan kemunduran.
“Ketika aku dalam keadaan koma, maka putriku (Dalma Maradona) memegang seperaiku untuk mencoba membangunkanku. Lalu aku pergi, sebagaimana orang-orang diluar yang mana menghakimi kami, dan kami fikir memegang teguh kebenaran. Aku bertanya-tanya tentang berapa banyak orang di luaran sana yang melakukan hal-hal lebih buruk daripada apa yang kami lakukan. Aku disini untuk bekerja,” ungkap lelaki yang menato gambar Che Guevara, di lengan kanannya.
Maradona tetaplah pahlawan, ia tidak bersembunyi, ia tidak membunuh, dan ia tidak hidup dalam kebohongan-kebohongan yang ditampilkan banyak publik figur dalam bidang apa saja diluar sepak bola. Sebagaimana ia tetap menjadi bintang di dunia, dengan semangat tak pernah terkalahkan. Selamat jalan, Lelaki pemilik gol Tangan Tuhan. Tuhan telah memelukmu. Dengan tangan-Nya, tanpa perlu kau peduli lagi akan segala selebrasi di dunia. (Diolah dari berbagai sumber)
Penulis: RJ Warsa
Editor: MH Amal