HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Pepatah hidup segan mati tak mau. Begitulah nasib objek wisata yang ada di Tenggarong milik Pemkab Kukar. Semakin sepi pengunjung, tapi tetap buka layanan.
Diperlukan inovasi pengelolaan agar objek wisata tersebut tetap bisa menyumbang pendapatan daerah.
Ini yang disarankan dosen Fisipol Unikarta, Toni Nurhadi Kumayza. “Diperlukan inovasi pengelolaan, menyesuaikan kebutuhan konsumen objek wisata,” sebut Toni, Senin 27 Februari 2023.
Toni mencontohkan, diperlukan revitalisasi tempat seperti menyediakan beberapa spot yang instagramable, kebutuhan pengunjung untuk foto-foto. Selain itu, budaya melayani juga harus diperhatikan. Penjaga karcis dan pemandu harus ramah.
“Warung-warung sekitar objek wisata juga harus ramah dan transparan, jangan sampai harga dimahalin saat pengunjung membeli,” ucapnya.
Toni menyarankan, harus ada paket-paket pariwisata yang ditawarkan pengelolaan pariwisata kepada dinas-dinas atau sekolah dengan harga karcis yang terjangkau.
“Dibutuhkan pemandu yang handal untuk memandu paket wisata alam. Jadi pengunjung tidak terkesan dibiarkan,” paparnya.
Kepala Dinas Pariwisat Kukar Slamet Hadi Raharjo mengakui, memang masih perlu penataan beberapa objek wisata yang ada di Tenggarong milik Pemkab Kukar, seperti Pulau Kumala dan Waduk Panji Sukarame.
“Kami akui, perlu penataan pengelolaan agar tujuan peningkatan PAD dari sektor pariwisata bisa terwujud,”ucapnya.
Dirinya juga mengakui, objek wisata yang ada di Tenggarong yang dikelola Pemkab Kukar kalah pamor dengan yang ada di desa-desa.
Ke depan, SDM di sektor pariwisata akan ditingkatkan dengan kerja sama ahli pariwisata dan perguruan tinggi yang ada di Kaltim.
“Pada prinsipnya, sama-sama saling bersinergi dan punya tujuan yang sama, demi memajukan sektor pariwisata di Kukar,” tuturnya.(**)
Penulis: Andri