HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Jangan remehkan limbah tanaman Nipah. Di tangan pengusaha Kutai Kartanegara, lidi tanaman tersebut jadi bernilai ekspor.
Adalah pemilik CV Masagenah Widya Hana Sofia bersama suaminya, membuat sapu lidi, dari Nipah dan diekspor untuk pasar Asia dan Eropa.
“Kita eksportir sapu lidi, kopra dan lada, namun yang lebih banyak pada produk sapu lidi dan kopra, ini sudah kita kirim ke India dan Pakistan, selanjutnya sedang persiapan pengiriman ke Finlandia, yang terkenal sebagai negara asal produk ponsel Nokia,” ungkap Widya, Selasa 22 Juni 2021.
Widya menyebut, kebutuhan berbagai negara tersebut cukup besar. Namun, dirinya belum bisa menyanggupi karena hambatan dalam mendapatkan sentra komoditas Nipah yang baru. Belum lagi, sulit mendapatkan jatah kontainer internasional.
“Kita sudah bekerja sama dengan tujuh sentra Nipah yang ada di Kukar dan Samarinda dengan konsep pemberdayaan masyarakat, banyak orang yang terlibat menggarap produk ekspor tersebut, ” jelasnya.
Mengapa memilih sapu lidi sebagai komoditas ekspor ke berbagai negara?Widya punya pertimbangan khusus. Sapu lidi tidak terpikirkan atau dilirik orang banyak. Banyak yang menganggap sepele untuk bisnis sapu lidi.
“Komoditas yang harus diekspor sebanyak 33 ton per bulannya, dari komoditas sapu lidi dan kopra. Sedangkan komoditas lada hitam masih sedikit karena petani belum melirik lada hitam lebih memilih lada putih, ” ucapnya.
Widya mengawali bisnis eksportir nipah yang sudah berjalan hampir 6 tahun dengan jatuh bangun. Merintis usaha bersama suami dengan cara otodidak. Dulu, kemana-mana pasangan ini hanya naik motor.
Bahkan, dia pernah ditipu dalam bisnis ekspor kopra. Ada seseorang yang memesan kelapa dalam jumlah banyak. Ketika kelapa sudah siap, si pengorder hilang entah kemana. Widya kebingungan, kelapa sebanyak itu harus dikemanakan.
“Akhirnya kita mencari pembeli kemana-mana melalui e-mail, akhirnya kita dapati ada yang mau beli dari Thailand, ini awal kita merintis bisnis eksportir,” jelasnya.
Untuk menjadi eksportir barang Indonesia, menurut dia sekarang jauh lebih mudah. Sekarang banyak kelas dan bimbingan privat daring yang mengajarkan bagaimana memulai bisnis eksportir dan pengembangannya.
“Susahnya dulu konsultasi bisnis dengan siapa, makanya saya pernah kena tipu. Ya udah nggak papa, yang penting bisa bangkit lagi memulai, ” ujarnya.
Dia menyarankan kepada anak muda Kaltim untuk mulai berkreasi dengan kerajinan tangan berbahan nipah karena bahannya sangat potensial dan berlimpah di Kaltim.
Melalui CV Masagenah, Widya siap menampung dan menjual ke pasar luar negeri.
“Untuk produk anyaman bahan nipah masih prospek untuk dijual, saya sudah punya jaringan sampai ke Belanda, jika barangnya ada ini akan saya seriusi, ” ujarnya.
Selain Belanda, dirinya sudah melirik pasar Jepang. “Kalau sudah masuk pasar Jepang jadi lebih enak, ini akan membuka jalan ke negara-negara lainnya. Karena di Jepang sertifikasinya sangat berat dan ketat, jika sudah lolos sangat bagus sekali, ” jelasnya.
Penulis: Andri
Editor: MH amal