HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Terinspirasi dari kuliner kue Lapis Surabaya, pemilik Bitans Cake and Bakery Samarinda, Taufik berinovasi membuat olahan kuliner serupa. Dia memberi nama Lapis Legit Samarinda.
Olahan kue lapis Legit Samarinda adalah salah satu produk unggulan dari beberapa produk kue olahan di Bitans Cake and Bakery Samarinda.
Lapis Legit Samarinda dibuat dengan menggunakan resep keluarga yang sudah turun temurun sehingga kualitas rasa yang terjamin. Tak hanya itu, bahan yang digunakan adalah pilihan yang berkualitas terbaik dan halal. Dengan proses higienis tanpa bahan pengawet dan pelembut.
“Kue yang kami produksi ini resep turun-temurun, tidak ada yang berubah, mulai dari komposisi bahan sampai cara pengolahan, masih menggunakan resep keluarga. Kami juga tidak menggunakan bahan pengawet, sehingga dijamin kue buatan kami semua masih fresh,” ucap Taufik pada Headlinekaltim.co.
Rahasia utama pembuatan kue Lapis Legit Samarinda berada di penggunaan butternya. Taufik menggunakan butter import. Telur yang digunakan adalah telur lokal yang memiliki kandungan omega yang lebih baik. Selain itu, kue tanpa menggunakan tepung sehingga cocok bagi pelaku program diet.
“Butter kami import. Telur pun dari peternakan lokal Samarinda. Kami tidak menggunakan tepung sama sekali, murni kuning telur 40 butir,” ungkap warga Perumahan Puspita Bengkuring Blok N Nomor 06 Sempaja, Kota Samarinda, Kaltim.
Taufik yang dibantu istrinya membuat sejumlah variasi olahan kue lapis legit miliknya. Topping kue pun beraneka macam. Diantaranya kue Lapis Legit Original berukuran 6,5 x 20 dibanderol seharga Rp 150 ribu. Kue Lapis Legit Keju dengan ukuran yang sama dan Kue Lapis Legit Kismis, Kue Lapis Legit Salak dibanderol masing-masing dibanderol Rp 160 ribu, Kue Lapis Legit Moscovid dan Almond dibanderol masing-masing seharga Rp 170 ribu. Harga paling tertinggi adalah kue Lapis Legit Prune yang dibanderol Rp 180 ribu.
“Kenapa produk kami harganya mahal? Karena kami menggunakan bahan-bahan berkualitas baik, dan memang dibuat fresh. Topping yang digunakan di per empat lapisan kue,” kata dia.
Dia memulai usaha pada tahun 2009 silam. Bahkan, Taufik langsung memberanikan diri untuk menyewa salah satu ruko di kawasan Villa Tamara Jalan AW Sjahranie untuk membuka usaha kuenya. Sasaran konsumennya kala itu adalah warga perumahan.
Sayang, sepi pembeli. Selain itu, dia bersama istri masih sama-sama bekerja sehingga tidak fokus untuk menjalankan usaha. Akhirnya, diputuskan untuk berjualan secara online dari rumah.
“Alhamdulillah jualan dari rumah. Kita terima pesanan saja. Pemasaran lewat FB, WhatsApp dan aplikasi Go Food,” kata Taufik lagi.
Sejak pandemi Covid-19, penjualan dari Bitans Cake dan Bakery turut terkena imbasnya. Taufik putar otak. Beralih jualan jajanan khas pasar. Yaitu kue Pandan Manis dan Labu Manis.
Olahan kue ini dibanderol lebih murah yaitu Rp 10 ribu dengan 5 potong kue yang sudah dikemas dalam plastik mika. “Sementara penjualan kami hanya titipkan di warung-warung. Alhamdulillah sehari bisa terjual sampai 20 mika,” imbuhnya.
Penulis: Ningsih