HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Terkait adanya laporan soal kendaraan operasional milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda banyak yang rusak dan uzur, Pemerintah Kota Samarinda angkat suara.
Melalui Asisten I Pemkot Samarinda Tejo Sutanoto, diketahui bahwa kejelasan pengadaan kendaraan operasional BPBD Samarinda hingga saat ini belum ada titik terang. Lagi-lagi alasannya adalah anggaran.
Disebutkan Tejo Sutanoto, pihak BPBD Samarinda saat melaporkan prihal kerusakan kendaraan operasional tersebut sedikit terlambat. Karena ketika pengajuan masuk, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) murni tahun 2021 Pemkot Samarinda sudah diketok. Sehingga, mau tidak mau, pengajuan akan dimasukkan pada APBD Perubahan 2021.
Pemkot Samarinda sendiri kata Tejo Sutanoto, sebelumnya telah berkoordinasi dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Samarinda. Hasilnya disepakati, pengajuan bisa dimasukkan pada anggaran pengadaan di OPD BPBD Samarinda.
“Iya jadi waktu kami terima laporan itu, BPBD menyampaikan sudah saat pengesahan anggaran. Sehingga ini agak sulit, kemungkinan bisa dianggarkan tapi di APBD Perubahan nanti masuknya. Itu nanti dilakukan melalui pengadaan di OPD yang bersangkutan. Karena BPBD sendiri memang mengajukan dalam bentuk kendaraan operasional,” terang Tejo Sutanoto.
Untuk mengantisipasi terhadap kebutuhan penggunaan kendaraan operasional BPBD yang tinggi, terlebih di masa pandemi COVID-19 dan banyaknya bencana yang terjadi di Samarinda, maka Pemkot Samarinda melalui Dinas Kesehatan Kota Samarinda berinisiatif menghibahkan 3 unit kendaraan operasionalnya ke BPBD Samarinda, seperti mobil ambulance.
Diakui Tejo Sutanoto, 3 unit kendaraan operasional yang dihibahkan dari Dinas Kesehatan Samarinda menang usianya sudah uzur, sehingga kurang maksimal untuk penggunaannya.
“Kemarin sudah kita hibahkan 3 unit mobil dari Dinas Kesehatan, ambulance. Memang kendaraan ini sudah tua, tapi masih bisa digunakan. Pastinya juga diakui tidak akan maksimal. Tapi kami akan mengusahakan kebijakan pengadaan kendaraan operasional BPBD, tentunya itu nanti akan jadi prioritas, karena memang kondisi dan situasi saat ini yang diperlukan,” terangnya.
Selanjutnya, Tejo Sutanoto meminta kepada BPBD Samarinda untuk kembali mengajukan pengadaan kendaraan operasional.
Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Samarinda Ifran mengatakan, kendaraan operasional BPBD Samarinda saat ini jumlahnya terbatas.
Beberapa kendaraan juga rusak, lantaran memang sudah uzur. Ditambah dengan tingginya aktivitas BPBD Samarinda sejak pandemi COVID-19 dan banyaknya musibah yang terjadi di Samarinda.
“Memang ada beberapa yang rusak, karena mobil dua kami, mobil tua. Yang digunakan hanya 1 yaitu mobil truk yang juga berfungsi serbaguna. Satu mobil truk yang bisa difungsikan dapur umum dan angkutan rusak, masih di bengkel. Mobil komando rusak, habis pulang antar jenazah, pulangnya ditarik. Mobil ambulance juga rusak parah. Jadi pakai mobil ambulance dari Dinas Kesehatan,” bebernya.
Sekedar perlu diketahui, beberapa kali terjadi mogok mobil Ambulance yang digunakan oleh BPBD Samarinda saat pemakaman jenazah COVID-19. Selain terkena banjir, mobil tersebut mogok karena usianya sudah uzur.
Penulis : Ningsih
Editor: Amin