HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sudah digelar satu bulan digelar SMPN 3 Tenggarong. Ini setelah dua tahun menggelar pembelajaran daring akibat pandemi COVID-19.
Manajemen sekolah kemudian mengevaluasi satu bulan pelaksaan PTM terbatas. Kesimpulannya, ada yang hilang dari karakter para siswa-siswi.
“Saat perdana menggelar PTMT, hampir semua siswa asal lewat saja di depan gurunya tanpa salaman. Sekalipun tidak ada salaman kan bisa diganti dengan salaman jarak jauh, ini yang membuat kita prihatin, ” sebut Kepala SMPN 3 Tenggarong, Sariyani, Rabu 24 November 2021.
Namun, kebiasaan tersebut tidak berlangsung lama. Sebab, manajemen sekolah langsung bergerak cepat.
“Hanya berlangsung satu pekan saja. Setelah itu sudah kembali normal, anak-anak bersalaman dengan gurunya dengan standar prokes COVID-19, ” sebut Sariyani.
Adapun metode PTM terbatas membagi jumlah siswa dan diberi giliran per dua hari. Dalam satu kelas ada 32 siswa. “Satu kelas hanya diisi 16 siswa pada hari pertama. Sisanya, dari nomor urut siswa 17-32 masuk besok harinya. Jumlah 30 kelas terisi semua, ” ucapnya.
Sariyani menyebut, siswa sangat bersemangat mengikuti pelajaran. Mungki karena sudah jenuh hampir 2 tahun hanya berada di rumah.
“Karena tanpa kantin dan jam mapel olahraga, jadi anak murid kami konsentrasi menerima pelajaran dari gurunya. Dan gurunya tidak boleh meninggalkan kelas,” tegasnya.
Pandemi COVID-19 yang berjalan hampir 2 tahun, kata dia, juga menyebabkan learning loss bagi para siswa. Namun, dia yakin siswa akan tetap berprestasi.
“Dalam ajang program Kepsek Dedikasi tingkat Nasional 2021 Kemendikbud RI, paparan saya, meski learning loss, siswa kita masih bisa berprestasi, ” pungkasnya.
Penulis: Andri
Editor: MH Amal