23.3 C
Samarinda
Sunday, October 13, 2024

Disebut Positif Covid-19, Tiga Aktivis WALHI Dijemput BPBD Samarinda

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda menjemput tiga aktivis Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) di Jl Gitar Kompleks Prevab, Jumat 31 Juli 2020 sore. Disebut, hasil uji swab mereka positif covid-19.

Mereka yang dijemput yaitu Fathul, Bernard dan Yohana Tiko. Ketiganya langsung dibawa ke Rumah Sakit IA Moeis Samarinda Seberang.

Fathul mengaku keberatan dengan penjemputan ketiga rekannya yang terkesan dipaksakan. Apalagi ketika diminta hasil uji swab, petugas tak bisa menunjukkan.

“Mereka nggak bisa menunjukan hasil uji swab. Tim yang menjemput kami dari BPBD Samarinda dan hanya berbahasa verbal menyebut kalian positif, besok dijemput,” ujar Fathul.

Fathul menceritakan aktivis WALHI menjalani uji swab pada Rabu 29  Juli 2020 sore. Hasilnya dinyatakan positif pada hari Kamis 30 Juli 2020 sore.

“Petugas langsung semprot disinfektan di kantor saat hasil swab menyatakan kami positif,” kata Fathul.

Fathul bersama dua rekannya saat ini merasa kondisinya sehat dan tak ada gejala Covid-19. Jadi, mereka hanya menginginkan isolasi mandiri.

Saat penjemputan, aktivitas WALHI sempat menjelaskan ke BPBD dan pihak kelurahan bahwa mereka tidak melakukan perjalanan. Mereka juga tak menerima tamu dari luar daerah.

Fathul juga menuturkan ada hal yang janggal dari hasil uji swab. Menurutnya, hanya aktivis WALHI saja yang positif. Namun, aktivis dari Pokja 30 yang berkantor di samping kantornya hasil uji swab negatif.

“Padahal, kami sering berinteraksi dan merokok bareng satu ruangan. Ada namanya Bolang di Pokja 30 yang sering ke WALHI malah hasil uji swab negatif,” jelas Fathul.

Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, dr Osa Rafshodia menjelaskan untuk menjemput orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 tak harus menunjukan hasil uji swab.

“Nggak. Biasanya surveilans kami telepon. Dan dari Kelurahan kami kasih tahu. Nggak pernah ada (menunjukan uji swab). Kalau kamu positif, nggak ada hasil tertulis,” ujar dr Osa.

Dikatakan dr Osa, pemberitahuan info hasil uji swab dilakukan pihak kelurahan sebagai surveilans. “Kami melihat juknis terbaru. Ada surveilans dari Camat. Camat mempunyai jaringan Lurah dan RT,” katanya.

Soal seseorang dinyatakan Orang Tanpa Gejala (OTG) tak harus dikarantina dan bisa memilih isolasi mandiri, dr Osa menjelaskan, hal tersebut tak bisa sepenuhnya dibenarkan.

“Bukan begitu melihatnya. Ada aspek sosial yang harus diperhatikan. Ingat loh ini pandemi bukan soal kesehatan. Ada masalah sosial,” kata dr Osa.

Penulis: Amin

- Advertisement -

LIHAT JUGA

- Advertisement -

TERBARU

POPULER