27.8 C
Samarinda
Sunday, October 13, 2024

Dari Webinar COVID-19 Nasional Unmul, Sistem Imunitas Tubuh Adalah Obat Terbaik

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Dosen Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, apt. Fajar Prasetya menyatakan bahwa obat virus terbaik saat ini adalah sistem imunitas yang terbangun dalam tubuh manusia.

Pasalnya sistem imun yang sudah berada dan bekerja dalam tubuh manusia tersebut dapat membunuh sel-sel yang terjangkit virus.

Sementara vaksin yang dipersiapkan saat ini sebenarnya bukan untuk membunuh virus, melainkan untuk mempersiapkan sistem imun untuk menghadapi virus.

Hal tersebut disampaikan Fajar ketika menjadi narasumber Webinar COVID-19 Nasional Seri 5 yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Kelembagaan dan Pengabdian Masyarakat di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2KPM-LP2M) Universitas Mulawarman, Jumat 11 September 2020.

Lebih lanjut Fajar menjelaskan, virus bukan merupakan makhluk hidup. Namun virus dapat mempengaruhi kinerja sel-sel yang dihinggapinya, dalam hal ini adalah hemoglobin.

“Sistem kerja imun dapat ditingkatkan dengan vaksin,” kata Fajar yang juga menjabat Wakil Sekretaris Ikatan Apoteker Indonesia (The Indonesian Pharmacist Association).

Beberapa tanaman keluarga secara turun temurun (empiris) telah dikenal luas oleh masyarakat untuk meningkatkan sistem imun atau daya tahan tubuh manusia.

“Kami sering menyebut tanaman obat keluarga atau TOGA ini sebagai Formula Tuhan karena dapat diperoleh secara alami dan diproses secara sederhana, biasanya hanya menggunakan rebusan tanaman tersebut dalam air,” kata Fajar dalam keterangan pers yang diterima media ini.

Selain Fajar, webinar yang dilaksanakan sebagai rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Relawan Covid-19 Nasional tersebut juga menghadirkan Hery Romadan, S.Hut. yang merupakan herbalis dan Direktur Abihira Herba Center.

Pada kesempatan tersebut, Hery memaparkan mengenai peran tanaman obat dalam meningkatkan kekuatan tubuh.

Menurut Hery, mekanisme ketahanan tubuh dari sisi pengobatan klasik sangat berkaitan dengan energi dalam tubuh.

Energi sumberdaya yang merupakan bawaan dalam tubuh berakar di ginjal, sementara energi yang berasal dari makanan dan minuman diolah di lambung dan diangkut limpa. Sedangkan energi dihirup dari alam menggunakan paru-paru.

“Ketiga energi ini yang mempengaruhi kekebalan tubuh,” jelas lelaki yang sedang mendalami spesialisasi Traditional Chinese Medicine di Program Magister Kesehatan Dharma Husada tersebut.

Lebih lanjut, Lulusan Sarjana Kehutanan Universitas Mulawarman itu menyebutkan beberapa aktivitas yang melemahkan organ ginjal, lambung, limpa, dan paru-paru.

Menurutnya, mengkonsumsi makanan dan minuman yang beresidu pada pukul 5 hingga 7 pagi dapat melemahkan Ginjal, sedangkan makan ataupun mengkonsumsi makan yang sulit dicerna pada jam 7 hingga 9 malam akan menganggu kerja lambung.

“Kegiatan yang melemahkan semuanya adalah merokok dan olahraga yang berlebihan,” rincinya sembari menyebutkan beberapa jenis tanaman berkhasiat obat yang mudah ditemui untuk meningkatkan imunitas tubuh, seperti meniran, sambiloto, jahe, temulawak, kunyit, dan lain-lain.

Webinar yang dipandu oleh Ali Suhardiman, Ph.D. dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman tersebut dibuka oleh Rektor Universitas Mulawarman yang diwakili oleh Koordinator P2KPM-LP2M Universitas Mulawarman, Kiswanto, Ph.D.

Dalam sambutannya, Kiswanto mengajak peserta webinar untuk bergotong royong dalam penanggulangan virus COVID-19 dengan tetap meningkatkan sistem imunitas dalam tubuh.

“Kehadiran kedua narasumber ini tentu memberikan pemahaman mengenai tanaman obat keluarga yang dapat berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi virus corona ini,” jelasnya sembari mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai tempat budidaya tanaman obat tersebut.

Lebih lanjut, Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman itu menerangkan bahwa pelaksanaan KKNT COVID-19 kali ini memang ditujukan untuk peningkatan kesadaran masyarakat.

Meskipun demikian, lulusan S3 dari Universitas Tokyo Jepang itu mengakui permasalahan COVID-19 yang dibahas dalam webinar series tersebut tidak hanya dipandang dari sudut kesehatan saja, melainkan dari sudut pandang yang lain, seperti ketahanan ekonomi, ketahanan pangan, pendidikan, dan sebagainya. (***)

Editor: redaksi headlinekaltim.co

- Advertisement -

LIHAT JUGA

- Advertisement -

TERBARU

POPULER