HEADLINEKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Bocah 12 tahun yang hilang saat insiden kapal di perairan Teluk Balikpapan ditemukan meninggal dunia. Informasi ini diterima oleh Tim SAR gabungan pada pukul 18.30 WITA pada Senin 22 Juli 2024 dari Kapal Tugboat Kingstone 515 yang melaporkan penemuan korban.
Tim SAR gabungan kemudian mengevakuasi jasad korban pada pukul 19.08 WITA. “Jasad korban ditemukan sekitar 150 meter dari lokasi kecelakaan, ke arah timur tenggara, dan segera dibawa ke RS Bhayangkara Balikpapan,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Balikpapan Dody Setiawan, Senin 22 Juli 2024 sore.
Dengan ditemukannya korban, kata dia, operasi pencarian dinyatakan selesai dan seluruh personel SAR dari berbagai unsur dikembalikan ke kesatuan masing-masing.
Sejak kejadian pada Minggu 21 Juli 2024, pencarian korban melibatkan berbagai unsur yang terdiri dari Tim Rescue Kantor SAR Balikpapan, POS AL PPU, Polair Polres PPU, Sat Brimob Balikpapan, Polairud, KPLP Balikpapan, INAFIS Polda Kaltim, BPBD Balikpapan, BPBD PPU, Banda Indonesia, Info Bencana, serta masyarakat dan nelayan setempat.
Diketahui, kecelakaan kapal yang menyebabkan korban jiwa ini terjadi di Teluk Balikpapan, tepatnya di kawasan Seteleng, Kabupaten Penajam Paser Utara pada Minggu, 21 Juli 2024. Insiden ini melibatkan speadboat yang membawa tujuh penumpang dengan kapal tongkang TK.RM 3209.
Akibat tabrakan ini, lima orang dilaporkan selamat. Satu orang meninggal dunia saat kejadian. Bocah 12 tahun yang sebelumnya hilang kini dipastikan meninggal.
Dody menyebut, korban meninggal dunia saat kejadian diketahui bernama Randi. Dari KTP yang ditemukan, Randi beralamat di Jl Karya RT 12 Sungai Siring Kecamatan Samarinda Utara. Lima penumpang speedboat lainnya berhasil selamat dan mendapatkan pertolongan.
MESIN MATI
Dari rekaman video yang diperoleh media ini, Yanti, ibu bocah 12 tahun yang meninggal dunia membeberkan saat kejadian dia berada di speedboat bersama suami dan si anak. Mereka berniat menyebrang ke PPU. “Mesin speed itu tiba-tiba mati, pas di antara tug boat dan tongkang. Pas mati mesin itu, tugboat itu tarik terus tongkang ini,” katanya.
Kepanikan menyerang para penumpang speedboat saat tongkang yang berbobot besar semakin mendekat. Tiga orang terjun ke laut. “Termasuk anak saya. Lompat mereka karena panik. Saya dan suami masih di atas speed sama driver,” bebernya.
Dia mengakui, sang anak tidak bisa berenang. “Sempat saya larang dan pegang supaya dia gak ikut loncat. Tapi, karena panik dan lihat orang lain loncat dia juga ikut,” pungkasnya. (huldi amal)
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim