HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Banyak yang sudah mafhum dengan kue keroncong Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Saat anda melintas di sepanjang jalan setelah Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) Tenggarong Seberang, penjaja kue keroncong bertebaran.
Kue berbahan utama tepung terigu dan parutan kelapa tersebut disajikan dengan beragam varian rasa. Ini menjadi ciri khas Desa Teluk Dalam. Jejeran kue keroncong ini menggoda lidah orang-orang yang melintas sehingga mampir dan merogoh kantong.
Dari mana asal mula panganan satu ini hingga kini menjadi ikon Desa Teluk Dalam? Bahkan, Pemerintah Kabupaten Kukar menetapkan desa tersebut sebagai pusat kawasan UMKM Kue Keroncong.
Pencetusnya adalah seorang laki-laki yang bernama Sadino asal Sragen Jawa Tengah. Dia merantau ke Tenggarong tahun 2006. Sebelum tahun 2006, pria yang kini berusia 78 tahun tersebut sudah pernah tinggal di Kota Raja. Dia berjualan es keliling guna menyambung hidup di tanah rantau. Rupanya, hasil berjualan es keliling ini tak membuat nasibnya lebih baik. Sadino memutuskan pulang kampung ke Sragen dalam jangka waktu yang lama. Namun, dia kembali lagi ke Tenggarong pada tahun 2026.
Sadino lalu memutuskan berjualan kue keroncong dengan berkeliling di seputaran Kota Tenggarong. Pria ini menggunakan rombong jinjing. Pada tahun 2011, terjadi musibah yang menjadi perhatian nasional. Jembatan Kutai Kartanegara yang membentang sepanjang 710 meter runtuh.
Robohnya jembatan besar yang menghubungkan Kecamatan Tenggarong dan Tenggarong Seberang itu tak hanya memakan banyak korban jiwa. Roda perekonomian benar-benar terpukul. Desa Teluk Dalam paling merasakan dampaknya. Ekonomi di desa tersebut lumpuh layu.
Sadino bersama keluarga kecilnya terpaksa harus putar otak. Di mana harus berjualan guna menyambung hidup? Kebijakan menghadirkan feri penyebrangan gratis bagi masyarakat oleh Pemkab Kukar, ternyata menguntungkan Sadino.
Dia memilih berjualan di dekat terminal tunggu penyebrangan feri di Kelurahan Timbau, tepatnya di Terminal Timbau, di belakang gedung KPU Kukar. Lokasi ini dipilih karena rumah kontrakannya dekat dengan pelabuhan. Sadino secara bergiliran berjualan dengan kedua anaknya.
Sekitar bulan Desember 2015, proyek pembangunan jembatan Kukar yang baru selesai. Namun, kontrak Pemkab penyebrangan feri penyeberangan antara Pemkab Kukar dengan pihak ketiga belum berakhir. Sadino masih berjualan hingga kontrak feri berakhir penyebrangan gratis berakhir.
Setelah jembatan baru hadir, Sadino kembali berjualan di dekat jembatan Desa Teluk Dalam. Terdapat lima rombong kue keroncong milik seluruh anggota keluarganya. Kue keroncong buatan keluarga Sadino terkenal enak. Pengendara motor dan mobil banyak mampir membeli.
Lokasi dagangannya semakin hari kian ramai. Sayangnya, Satpol PP Kukar menuding antrean kendaraan di situ menganggu keamanan dan ketertiban lalu lintas. Dipasanglah baliho larangan berjualan di jembatan. Akhirnya, Sadino bersama keluarga bergeser di depan gerbang masuk gedung Puteri Karang Melenu(PKM). Lokasi baru ini tak seramai sebelumnya. ” Di depan PKM sepi pembeli,” katanya.
Kata orang, setiap kejayaan punya masanya. Tanda-tanda bisnis kue keroncong keluarga Sadino mulai meredup dimulai tahun 2018. Dia mulai mengurangi aktivitas berjualan. Akhirnya, seorang pria mendatangi Sadino guna meminta resep kue keroncong. Pria tersebut beralasan tidak punya kegiatan usaha.
Sadino tanpa berat hati berbagi resep kue keroncong buatannya.”Resep boleh sama, tapi hasil olahan pasti beda,” begitu keyakinannya.
Mulailah si peminta resep mengaplikasikan ilmu yang diberikan Sadino. Dia memulai jualan kue keroncong dengan membuka lapak permanen. Bahkan, tampil beda dengan kemasan lebih baik. Pakai kotak kue. Sadino dan keluarganya kala itu masih menggunakan kemasan kantong plastik.
Dalam perjalanan waktu, pria yang mendapatkan resep Sadino mulai merasakan keuntungan lumayan dari menjual kue keroncong. Dia juga membagikan resep kue keroncong dari Sadino ke warga sekitar. Saat ini, terdata 42 pelaku UMKM kue keroncong Desa Teluk Dalam.
Bagaimana nasib Sadino dan keluarga sebagai pencetus kue keroncong? Pria ini bersama keluarga sudah kembali ke Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Bergelut dengan usaha bertani dan beternak.(Andri)
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim