HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Ibu-Ibu PKK Kecamatan Samarinda Ilir kini punya cara baru untuk menjaga kesehatan keluarga mereka. Melalui workshop yang digelar tim dosen Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, mereka diajarkan cara mengolah daun kelor dan kunyit menjadi teh herbal yang bermanfaat bagi kesehatan.
Workshop berlangsung di aula lantai 3 Kecamatan Samarinda Ilir pada Kamis, 5 September 2024. Menjadi bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Unmul, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan warga dalam mengelola sumber daya lokal.
Ketua tim dosen Unmul, Noviyanty Indjar Gama, menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan pengetahuan praktis dan langsung bisa diterapkan.
“Kami ingin para Ibu-Ibu PKK mengerti bahwa banyak bahan di sekitar kita, seperti daun kelor dan kunyit yang memiliki manfaat kesehatan yang besar jika diolah dengan benar,” ungkap Noviyanty.
Melalui pelatihan ini, peserta diajak memahami proses mulai dari pengeringan hingga pengemasan teh herbal menggunakan peralatan rumah tangga seperti blender dan oven.
Para peserta aktif mempraktekkan pembuatan teh herbal dengan memanfaatkan kombinasi daun kelor dan kunyit. Keduanya dipilih karena khasiatnya dalam menjaga kesehatan, termasuk membantu menurunkan tekanan darah dan mengontrol kadar gula dalam tubuh.
Namun, Noviyanty juga mengingatkan bahwa meskipun bahan-bahan ini punya manfaat kesehatan, mereka tidak bisa menggantikan pengobatan medis konvensional sepenuhnya.
Ketua PKK Kecamatan Samarinda Ilir, Sarlia, mengapresiasi dan menilai pelatihan tersebut sebagai langkah positif.
“Ilmu yang kami dapat dari workshop ini sangat bermanfaat. Kami akan sosialisasikan ke seluruh kelurahan dan RT di Samarinda Ilir,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini dapat memberikan peluang ekonomi tambahan sekaligus mendukung gaya hidup sehat di tengah masyarakat.
Dalam sesi praktik langsung, para peserta diperkenankan mencoba sendiri setiap tahap pembuatan, mulai dari mengeringkan daun kelor dan kunyit, mengolahnya hingga menjadi bubuk teh, hingga mengemas produk akhir.
“Dengan teknik pengolahan yang benar, teh herbal ini bisa bertahan hingga 3 sampai 6 bulan,” jelas Noviyanty.
Para dosen Unmul berharap pengetahuan yang dibagikan bisa menjadi inspirasi bagi warga Samarinda Ilir untuk lebih memanfaatkan potensi lokal yang ada, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat dengan cara yang alami.
Sarlia pun menegaskan bahwa pelatihan seperti ini perlu terus dilakukan agar masyarakat semakin paham cara mengolah tanaman lokal menjadi produk kesehatan yang bernilai.
“Semoga ini membawa perubahan positif bagi kehidupan kami sehari-hari,” kata dia.
Dengan semangat berbagi ilmu dan mengangkat potensi lokal, Unmul menunjukkan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat Samarinda Ilir, tidak hanya lewat pendidikan formal, tetapi juga lewat program-program yang langsung menyentuh kebutuhan sehari-hari. (Zayn)
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim