src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js"> Studi Italia Ungkap Konsumsi Rutin Daging Ayam Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Pencernaan Hingga 27 Persen

Studi Italia Ungkap Konsumsi Rutin Daging Ayam Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Pencernaan Hingga 27 Persen

3 minutes reading
Wednesday, 30 Apr 2025 15:28 85 gleadis

HEADLINEKALTIM.CO – Daging ayam selama ini dikenal sebagai sumber protein yang sehat, rendah lemak jenuh dan kolesterol. Namun, sebuah studi terbaru dari Institut Gastroenterologi Nasional Italia yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nutrients memunculkan kekhawatiran baru: konsumsi daging ayam secara rutin ternyata bisa meningkatkan risiko kanker, terutama di saluran pencernaan.

Penelitian yang melibatkan hampir 5.000 partisipan ini berlangsung selama dua dekade, dengan mayoritas peserta berusia sekitar 50 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih dari 300 gram daging ayam per minggu—setara dengan empat porsi—memiliki risiko kematian akibat kanker saluran pencernaan hingga 27 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang mengonsumsi di bawah 100 gram per minggu.

Dalam kajian yang dipublikasikan pada awal 2025 ini, para peneliti belum sepenuhnya memahami alasan di balik hubungan antara daging ayam dan peningkatan risiko kanker. Namun, sejumlah hipotesis ilmiah mulai dirumuskan.

Dugaan utama adalah bahwa metode memasak ayam, terutama pada suhu tinggi seperti dipanggang atau digoreng, dapat menghasilkan senyawa kimia berbahaya seperti heterocyclic amines (HCAs) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs). Zat-zat ini diketahui dapat merusak DNA dan memicu mutasi sel yang berujung pada kanker.

Selain itu, pakan ayam yang mengandung pestisida atau obat-obatan pertumbuhan, serta kemungkinan adanya kontaminasi dari proses pemeliharaan intensif di peternakan skala besar juga ikut dicurigai sebagai faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker.

Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa laki-laki lebih rentan terhadap efek negatif dari konsumsi daging ayam dalam jumlah besar. Para peneliti menduga hal ini berkaitan dengan perbedaan hormon dan metabolisme antara pria dan wanita.

Di sisi lain, kebiasaan makan juga menjadi faktor. Pria cenderung mengonsumsi porsi daging yang lebih besar dibandingkan wanita, sehingga paparan terhadap zat-zat berbahaya pun lebih tinggi.

Penelitian ini menemukan adanya keterkaitan antara konsumsi rutin daging ayam dan peningkatan risiko kematian pada 11 jenis kanker, antara lain:

  1. Kanker lambung
  2. Kanker usus
  3. Kanker saluran empedu
  4. Kanker anus
  5. Kanker kantong empedu
  6. Kanker hati
  7. Kanker pankreas
  8. Kanker rektum
  9. Kanker usus halus
  10. Kanker jaringan lunak di perut
  11. Kanker sistem pencernaan lainnya

Kehadiran daging ayam dalam pola makan sebenarnya tidak langsung berbahaya, namun frekuensi dan jumlah konsumsinya yang menjadi perhatian serius. Jika dikonsumsi secara berlebihan, apalagi dengan cara pengolahan yang tidak sehat, risiko kesehatan jangka panjang bisa meningkat secara signifikan.

Dr. Lucia Bianchi, ahli nutrisi dari Universitas Milan yang tidak terlibat dalam studi ini, menyatakan bahwa temuan ini merupakan peringatan penting untuk tidak menganggap enteng efek konsumsi makanan hewani.

“Kita selama ini terlalu fokus pada daging merah sebagai penyebab kanker. Tapi penelitian ini mengingatkan bahwa daging putih seperti ayam juga bisa berisiko jika tidak dikonsumsi dengan bijak,” jelas Dr. Lucia kepada La Repubblica.

Ia menyarankan agar masyarakat mulai menyeimbangkan konsumsi protein hewani dengan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, tahu, tempe, dan ikan, serta lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah segar.

Artikel Asli baca di cnnindonesia.com

 

Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim

LAINNYA