24 C
Samarinda
Friday, December 13, 2024

Stanley: Dewan Pers Hanya Tangani Laporan Bagi Media Terdaftar, Ini Kata Sekjen JMSI

HEADLINEKALTIM.CO, GORONTALO – Ada korelasi positif antara ketegangan politik dan penyebaran kabar bohong atau hoaks. Pemilihan umum, termasuk pemilihan kepala daerah, menjadi momen politik yang paling sering dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk memproduksi hoaks demi menyudutkan lawan politik.

Begitu antara lain hal diingatkan praktisi media Josep Adi Prasetyo ketika berbicara pada kegiatan “Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia” atau “Ngopi Coi” dengan tema “Media, Internet dan Hoaks” yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Gorontalo, Jumat 6 November 2020.

Kegiatan yang dibuka Wali Kota Gorontalo Marten Taha itu dihadiri puluhan wartawan, humas berbagai instansi, kepala desa dan anggota Bintara Pembina Desa atau Babinsa.

Mantan Ketua Dewan Pers yang biasa disapa Stanley ini mengatakan, sejauh ini hoaks lebih banyak beredar di media sosial seperti grup WhatsApp, Instagram, Facebook dan Youtube.

Menurut Stanley yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM, di Indonesia jumlah Ponsel pintar yang digunakan sudah lebih dari tiga ratus juta unit. Lebih banyak dari jumlah penduduk. Ini berarti satu orang  memiliki lebih dari satu gawai.

Dia menambahkan, kalangan masyarakat bawah adalah pihak yang paling banyak menggunakan gawai.

Karena pemahaman yang kurang, masyarakat kalangan bawah tidak lagi memeriksa  kebenaran informasi yang mereka terima. Biasanya langsung menyebarkannya. Mereka inilah yang berkontribusi besar dalam menyebarkan hoaks.

Sedangkan hoaks bila sudah menyangkut menyerang lawan politik pasti dibuat kelompok masyarakat “atas” atau mereka yang memiliki pengetahuan luas.

Itu sebabnya, Stenley mengingatkan wartawan sebagai orang yang memiliki pengetahuan yang luas tidak ikut-ikutan menyebarkan hoaks. Cara terbaik menghindarkan hal ini adalah mematuhi hukum besi, yakni konfirmasi menjaga keberimbangan berita.

“Bila ada media yag dilaporkan (karena diduga menyebarkan hoaks) Dewan Pers hanya akan memeriksa media yang sudah terdaftar di Dewan Pers. Bila tidak terdaftar, Dewan Pers menyerahkannya pada aparat hukum,” ujar Stanley.

JMSI BANTU DEWAN PERS

Sekretaris Jenderal Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Mahmud Marhaba mengaku sangat mendukung penyataan Stanley.

Menurutnya, apa yang disampaikan Stanley sejalan dengan maksud pendirian JMSI yang merupakan wadah perkumpulan perusahan pers di tanah air. JMSI memiliki visi menciptakan ekosistem pers nasional yang sehat, serta berupaya membantu perusahan pers di berbagai daerah menjadi perusahaan pers yang profesional dan terdaftar di Dewan Pers.

“Ada lebih dari 50 ribu media siber tersebar di tanah air. Tidak mungkin bisa ditangani oleh Dewan Pers sendiri. JMSI hadir untuk membantu perusahan pers terdaftar di Dewan Pers sehingga kerja Dewan Pers bisa terbantu oleh JMSI,” ujar Mahmud, Sabtu 7 November 2020.

JMSI secara resmi telah mendaftarkan diri menjadi konstituen Dewan Pers pada tanggal 26 Oktober lalu. Kini ratusan media siber sudah menyatakan diri bergabung menjadi anggota JMSI.

“Media yang menjadi anggota JMSI secara otomatis kami daftarkan sebagai anggota di Dewan Pers. Kita akan mengawal setiap anggota JMSI untuk terdaftar secara adminstrasi dan faktual di Dewan Pers,” tegas Mahmud. (*)

Editor: Emha

- Advertisement -

LIHAT JUGA

TERBARU

POPULER