HEADLINEKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Ratusan warga tumpah ruah di Jalan Minyak, Balikpapan, Rabu (4/12/2024), untuk menggelar aksi protes atas insiden kebakaran dan ledakan di Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit V (RU V) Balikpapan. Peristiwa itu terjadi di Colum C-507, area Kilang Balikpapan 2, yang menyebabkan enam pekerja terluka, dua di antaranya harus dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta untuk perawatan intensif.
Aksi yang dimulai damai itu berujung ricuh ketika massa bentrok dengan petugas keamanan. Warga terdampak, termasuk yang harus dievakuasi akibat ledakan, menyuarakan kekecewaan atas keterlambatan komunikasi Pertamina dalam menangani situasi.
Insiden tersebut merupakan bagian dari simulasi Major Emergency Drill (MED) Level 3 yang digelar oleh PT KPI RU V Balikpapan. Simulasi ini dirancang untuk menguji kesiapan perusahaan dalam menghadapi situasi darurat skala besar.
Pjs. General Manager PT KPI RU V Balikpapan, Novie Handoyo Anto, menjelaskan bahwa simulasi ini mensimulasikan kebocoran di Colum C-507, fasilitas dengan risiko tinggi yang melayani kebutuhan LPG, diikuti ledakan dan kebakaran.
“Syukurnya, semua bisa ditangani dengan cepat. Tidak ada korban jiwa, tetapi enam pekerja terluka. Empat orang dirawat di Balikpapan, sementara dua lainnya dirujuk ke Jakarta untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Novie dalam keterangannya.
Meskipun insiden ini memengaruhi Kilang Balikpapan 2, operasional Kilang Balikpapan 1 tetap berjalan dengan kapasitas produksi 60 ribu barel per hari.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan kilang-kilang lain di Indonesia untuk memastikan pasokan bahan bakar tetap aman,” tambah Novie.
Dalam aksi tersebut, warga menuntut kejelasan dan tanggung jawab dari Pertamina atas dampak insiden tersebut. Banyak warga terdampak yang harus dievakuasi merasa kurang mendapat informasi dan bantuan di saat krisis.
“Kami meminta maaf atas keterlambatan komunikasi. Fokus utama kami saat itu adalah menangani kebakaran dan memastikan keselamatan semua pihak,” kata Novie. Ia menambahkan bahwa Pertamina telah memberikan bantuan dan perawatan kepada masyarakat terdampak.
Saat ini, investigasi sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kebocoran di Colum C-507. Langkah ini diambil guna memastikan insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat siaga bencana, TNI, Polri, dan pemerintah daerah, untuk memastikan penanganan insiden berjalan optimal,” jelas Novie.
Ia juga menegaskan pentingnya simulasi MED untuk meningkatkan kesiapan menghadapi situasi darurat yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan masyarakat.
Artikel Asli baca di rri.co.id
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim