HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Tingginya kasus COVID-19 di kota Samarinda, menyebabkan tidak sedikit pasien yang terpapar, akhirnya meninggal dunia. Tercatat sebanyak 334 kasus meninggal karena COVID-19 yang dimakamkan di taman pemakamam umum (TPU) Jalan Serayu, Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara selama periode April hingga Desember 2020.
Data yang dikeluarkan oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman kota Samarinda, pemakaman COVID-19 di Kota Tepian dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu berdasarkan jenis kelamin, agama, cluaster pemakaman, domisili jenazah dan usia.
Kelompok pertama adalah berdasarkan jenis kelamin, yaitu total yang meninggal COVID-19 dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 210 kasus. Sedangkan perempuan sebanyak 124 kasus. Total keseluruhan 334 kasus.
Berdasarkan agama, pasien COVID-19 yang meninggal mayoritas beragama Islam, yakni sebanyak 289 kasus. Disusul yang beragama Kristen sebanyak 23 kasus, yang beragama Khatolik dan Budha masing-masing 10 kasus dan Hindu 2 kasus.
Berdasarkan klaster pemakaman, pasien COVID-19 yang meninggal di Samarinda banyak dimakamkan di Raudlatul Jannah sebanyak 289 kasus, cluster makam Kristen 29 kasus, Kremasi 15 kasus dan cluster Chinese 1 kasus.
Sementara berdasarkan domisili jenazah sesuai KTP, terbanyak dari Samarinda dengan 299 kasus, luar daerah 34 kasus dan luar negeri 1 kasus.
Berdasarkan kategori usia, terbanyak antara usia 51 sampai 60 tahun sebanyak 113 kasus, lalu usia 61 sampai 70 tahun sebanyak 80 kasus, usia 41 sampai 50 tahun sebanyak 59 kasus, usia 71 tahun ke atas sebanyak 43 kasus, usia 31 tahun sampai 40 tahun sebanyak 22 kasus, usia 0 sampai 10 tahun sebanyak 4 kasus dan usia 11 tahun sampai 20 tahun sebanyak 2 kasus.
Walikota Samarinda Syaharie Jaang usai memimpin rapat terbatas penanggulangan COVID-19 meminta, BPBD kota Samarinda dan Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan COVID-19 terus berupaya dan berkoordinasi untuk terus mengingatkan masyarakat untuk tidak “jenuh” pada COVID-19 sehingga mengabaikan dan kemudian semakin penularan makin meluas.
“Ini karena masyarakat merasa jenuh, sehingga mengganggap biasa. Sedangkan sudah banyak yang meninggal. Untuk itu kita terus berupaya mengingatkan masyarakat untuk tidak abai pada bahaya COVID-19,” kata Syaharie Jaang, Senin 4 Januari 2020.
Penulis: Ningsih
Editor: Amin
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim