HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda, Kaltim, menggelar rapat koordinasi (Rakor) membahas kondisi terkini tanah longsor di dekat Jembatan Mahkota II di kawasan RT. 17, Kelurahan Mangkupalas, Samarinda Seberang.
Rapat dilaksanakan di aula kantor Camat Palaran Jalan Ampera RT. 46, Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran pada Selasa 15 September 2020. Asisten II Sekretariat Pemkot Samarinda Nina Endang Rahayu memimpin rapat tersebut.
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Anhar, menuding lambatnya pengerjaan longsor karena disebabkan alat berat yang dipakai oleh Dinas PUPR Provinsi Kaltim dan Kota Samarinda mirip ‘odong-odong’. Alat berat, sebut dia, sudah uzur dan tidak layak sehingga pembersihan material tidak maksimal.
“Menyelesaikan yang begitu saja tidak bisa. Dikirim alat, alat besi tua, odong-odong, untuk apa. Kalau dikalkulasi ini sudah berapa,” ucapnya lantang pada rakor itu.
Anhar mengatakan, semua perusahaan yang ada di wilayah Palaran dan Samarinda Seberang wajib untuk membantu penanganan longsor.
“Perusahaan-perusahaan ini punya banyak alat berat canggih, bagus dengan SDM yang baik. Jadi mereka harus membantu penanganan longsor ini. Nanti didata dulu, berapa jumlah yang diperlukan,” ucapnya.
Kepala PUPR Provinsi Kaltim Joniansyah mengaku sudah melakukan usaha semaksimal mungkin melakukan pembersihan material longsoran. Namun, dengan keterbatasan alat yang ada dan peralatan yang sudah uzur sehingga menyulitkan.
Dia juga mengaku tidak memiliki alat berat canggih seperti Dozer yang dapat membantu percepatan pembersihan.
“Semua alat kami sudah turun semua, kami maksimalkan hingga malam pengerjaan. Tapi memang semua alat kita sudah tua semua dan ada kerusakan di 2 unit exscavator, jadi 1 unit kita paksakan. Tapi dengan volume yang ada, 10 ribu kubik lebih tanah lembek, sehingga menyulitkan. Excavator kita 3 unit, loader 1 unit, tapi kami memang tidak punya Dozer,” ungkap Joniansyah.
Dia juga menyebut terkendala cuaca. Bahkan, ada salah satu staf PUPR Provinsi Kaltim yang mengalami kecelakaan saat pembersihan longsoran.
“Cuaca kadang satu hari kerja, sudah hujan. Dengan volume yang ada , tanah luar biasa turunnya. Dan alat yang kurang mendukung. Kemarin sempat ada kecelakaan, staf saya di sana saat pengerjaan sehingga kami istirahat sebentar karena berbahaya. Saya berharap melalui Rakor ini nantinya akan ada solusi bersama-sama, dan kerja sama untuk mengatasi longsoran,” bebernya.
Nina mengatakan, ada 10 perusahaan yang diundang. Sebagian besar adalah perusahan tambang di sekitar wilayah Palaran dan Samarinda Seberang. Namun, yang hadir pada Rakor hanya 3 perwakilan perusahaan.
Dia berjanji akan memanggil perusahaan lainnya untuk mendapatkan kepastian bantuan alat yang akan dikerahkan untuk mengatasi longsor di Mangkupalas. “Ini jadi bahan evaluasi kami. Segera kami undang lagi, besok harus datang semua,” tegasnya.
Hasil dari Rakor hari ini, jalan longsor harus secepatnya diselesaikan. Minimal sepekan ke depan sudah harus selesai. Selanjutnya, koordinator pengerjaan dipegang oleh UPTD PUPR Provinsi Kaltim. Kemudian akan dilakukan rapat teknis pelaksanaan di lapangan.
Turut hadir dalam rapat tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Samarinda, Nurrahmani, staf ahli BPBD Samarinda, Hamzah, perwakilan Bappeda provinsi Kaltim, UPTD pemeliharaan infrastruktur wilayah II dinas PUPR dan PERA Kaltim, Dishub Samarinda, unsur Muspika Palaran dan Samarinda Seberang serta perwakilan perusahaan swasta.
Penulis: Ningsih