HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Ketua DPRD Kaltim, Makmur HAPK menanggapi isu terkait biaya pengobatan hingga proses penguburan pasien COVID-19 yang disebut-sebut berbiaya jumbo.
Makmur mengaku, isu penanganan kasus COVID-19 hingga ratusan juta per orang masih diverifikasi kebenarannya.
“Sebenarnya saya yakin tidak sebesar itu. Secara keseluruhan mungkin 10 sampai 20 orang mungkin saja, karena peralatan yang digunakan untuk memakamkan memang lain dengan biasanya,” katanya saat ditemui awak media, usai paripurna DPRD Kaltim ke-25, Senin 14 September 2020.
Dia menjelaskan, anggaran COVID-19 di Kaltim sudah maksimal, tinggal bagaimana OPD menindaklanjuti agar tidak ada keluhan di lapangan.
“Yang 50 persen sudah berjalan. Dengan catatan kita menyampaikan ke OPD. Nah, OPD melihat apa yang harus dilakukan, serapan-serapan dengan seperti ini kita menambah ini,” kata dia lagi.
Ia berharap, ada evaluasi semua kinerja Tim Satgas sampai ke tingkat bawah. “Ada semangat kita, masing-masing daerah menjaga kondisi, ada yang melaksanakan pengaturan keluar masuk penduduk dan sebagainya,” ucap Makmur.
“Dalam artian bukan membatasi paling tidak protokol kesehatan tetap dijalankan. Kan masih ada warha yang seenaknya atau acuh tak acuh,” sambungnya.
Makmur berpesan untuk dunia pendidikan agar sekolah secara tatap muka ditunda hingga akhir tahun.
“Saya juga minta anak sekolah jangan dulu, sampai akhir tahun lah baru kita lihat lagi, bisa atau tidak dilaksanakan. Jangan coba-coba. Apapun bentuknya protokol kesehatan harus dipenuhi,” tandasnya.
Penulis : Ningsih
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim