HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG– Lokasi pengembangan tanaman kelor di Desa Sungai Payang Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara diserang kawanan monyet. Akibatnya, areal budidaya pengembangan sayuran di atas lahan seluas 1,5 hektare itu terancam gagal tahun ini.
Pemdes Sungai Payang berencana akan mengembangkan lagi tumbuhan serupa. “Belum lama ini, tanaman Kelor kami diserang monyet.Yang berhasil tumbuh hanya 30 persen saja, 70 persennya rusak atau gagal tumbuh, ” ujar Kades Sungai Payang, Rusdin.
Beruntung, tanaman kelor di rumah-rumah warga masih aman dari serangan hewan itu. Sungai Payang dijadikan kampung kelor sebagai upaya bagian dari pencegahan stunting yang dicanangkan Pemkab Kukar.
“Agar tidak diserang monyet, kami akan merekrut penjaga lahan yang stand by dan diberi honor nantinya. Kita akan mulai lagi Januari 2021,” jelasnya.
Sementara itu, dosen pendamping program pengembangan kelor di Sungai Payang, Muhammad Fadli yang juga dosen Pertanian Unikarta Tenggarong mengatakan, kelor sebagai pangan alternatif memiliki kandungan vitamin, protein dan kalsium yang tinggi.
Pemkab Kukar dan Pemdes Sungai Payang sudah bekerja sama dengan PT Striata dalam pengembangan produk turunan dari tanaman kelor.
“Berbahan dasar kelor, akan dibuat teh, biskuit, tempe dan nugget,” ucapnya.
Dalam pengembangannya, akan diberdayakan kader lokal untuk mendampingi dan menguasai pengelolaan produk turunan kelor. Kader tersebut sudah dilatih oleh pihak perusahaan.
“Program pengembangan kelor sudah cukup bagus, didukung masyarakat, dengan menanam 2 sampai 5 pohon di tiap rumah warga,” tandasnya.
Penulis: Andri
Editor: MH Amal
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim