HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Kue keroncong, mendengar namanya, penganan ini pasti sudah tidak asing lagi. Makanan berbahan dasar tepung beras dan kelapa parut ini memiliki rasa yang gurih dengan teksturnya padat.
Seiring berkembangnya tren kuliner saat ini, kue pancong, sebutan lainnya, mengalami banyak penyesuaian dan dikreasikan menjadi lebih modern, kekinian dengan aneka topping pilihan sehingga lebih menarik mata.
Peluang usaha kue keroncong yang good looking mulai dilirik Caroline Manuel Puspita atau yang akrab disapa Ine. Dia pemilik usaha kuliner Rezeki Mili yang berada di Jalan Siradj Salman, Ruko Grand Mahakam F09, Samarinda.
Sejak sebulan lalu, ia mencoba membuat inovasi baru, yaitu kue keroncong. Ternyata tak sia-sia. Pelan tapi pasti, penjualan kue keroncong dari hari ke hari semakin berkembang.
“Alhamdulillah mulai jalan usahanya,” ucapnya pada Headlinekaltim.co, baru-baru ini.
Diceritakan Ine, awalnya ia berjualan kebab dan burger. Namun, sejak pandemi COVID-19 Maret lalu, usahanya sempat tersendat, bahkan nyaris tutup.
Tak putus asa, sambil melihat situasi dan tren penganan yang disukai masyakarakat, ia mencoba membuat menu kue keroncong.
“Saya jualan sejak 7 tahun lalu. Tapi dengan adanya pandemi, saya sempat tutup satu bulan karena pemerintah menetapkan sosial distance. Setelahnya baru mencoba resep baru kue keroncong,” katanya.
Pandemi memang tak tanggung-tanggung memukul sektor ekonomi. Omzet penjualan Ine ‘terjun bebas’. Sebelumnya, dia bisa mendapat omzet hingga Rp 500 ribu per hari. Kini, hanya Rp 200 ribu per hari.
“Jualan kue keroncong ini dapatnya (untung, red) sedikit. Pokoknya pandemi ini menurun semua penjualan, banyak yang di-PHK dan dan dirumahkan jadi pengaruh ke daya beli warga,” jelasnya.
Harga yang ditawarkan pun terjangkau. Namun, bukan berarti harga murah kualitas menurun. Untuk kue keroncong tanpa topping Rp 1000 per biji.
Ine yakin dan optimistis untuk menjalankan usahanya ini. Ia juga berharap kedepannya dapat mengembangkan usaha lebih besar lagi.
Penulis : Ningsih