HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Mewakili Gubernur Kaltim, Kepala Biro Kesra Setdaprov Kaltim Andi Muhammad Ishak membuka rapat koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Malaria di Kaltim, yang dilaksanakan di Ruang Rapat Tepian 1 lantai 2 Kantor Gubernur Kaltim, pada Senin 4 Juli 2022.
Rakor dihadiri Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementrian Kesehatan RI dr Helen dan menghadirkan dua narasumber, yakni perwakilan dari WHO dr Herdiana serta Ketua Komite Eliminasi Malaria dr Ferdinand. Selain itu, seluruh Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan instansi terkait juga mengikuti Rakor, baik secara langsung maupun melalui virtual.
Andi Muhammad Ishak mengatakan, penyebaran penyakit malaria di Kaltim meski fase rendah, tapi penyakit ini belum punah.
“Ini tantangan luar biasa yang harus dijaga, jangan sampai nanti menjadi daerah yang rawan karena adanya potensi penularan, sehingga itu yang harus diantisipasi dari sekarang,” ucapnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim kata dia, memberikan apresiasi yang besar kepada seluruh pihak dalam rangka bersama-sama menjaga dan mengendalikan penularan penyakit malaria. Pemprov akan terus melakukan proses percepatan untuk eliminasi.
Untuk itu, lanjutnya, diperlukan upaya bersama-sama untuk mengendalikan penyakit tersebut.
“Ini bukan hanya masalah Dinkes atau kesehatan saja, tapi kolaborasi semua pihak untuk mengendalikan penyakit ini,” kata dia.
Peran dari perusahaan swasta yang ada di Kaltim juga sangat diperlukan untuk melakukan pencegahan penularan penyakit malaria.
“Makanya kami hadirkan juga dari perusahaan yang banyak berinteraksi di sekitar wilayah yang masih terjadi atau daerah yang berpotensi tinggi malaria. Karena potensi masuknya mereka (karyawan swasta, red) dalam wilayah kerjanya itu sangat potensi penularan. Untuk itu kita harus lakukan pencegahan ini,” katanya.
Penyakit Malaria, sebut Andi, bukanlah penyakit baru. Justru, penyakit tersebut sudah sejak lama ada dan menjadi masalah global. Bahkan dalam kasus penyakit ini sempat mencatat terjadi kematian yang sangat tinggi.
“Oleh karena itu perhatian dunia juga sangat luar biasa membantu daerah yang masih mengalami penyakit ini. Ada pihak -pihak yang juga membantu untuk bisa menjaga, supaya semua wilayah nanti bisa tereliminasi dan ditekan penularannya dan tidak lagi terjadi penularan di Kaltim,” tutupnya. (Ngh/adv/diskominfo)