src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js"> Begini Prosesi Pengambilan Tanah dan Air untuk Ritual Adat di Titik Nol IKN Nusantara

Begini Prosesi Pengambilan Tanah dan Air untuk Ritual Adat di Titik Nol IKN Nusantara

2 minutes reading
Saturday, 12 Mar 2022 21:00 267 huldi amal

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Demi terlaksana dan lancarnya prosesi acara ritual adat di IKN Nusantara, hari ini dilakukan pengambilan tanah dan air di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser.

Acara tersebut dihadiri oleh pihak Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Paser, Pemerintah Kabupaten Paser dan Kutai Kartanegara.

“Alhamdulillah prosesi pengambilan tanah dan air dari dua wilayah yang mewakili Kerajaan atau Kesultanan di Kaltim yang dilaksanakan hari ini berjalan lancar,” ucap Kepala Biro Administrasi dan Pimpinan (Adpim) Setdaprov Kaltim HM Syafranuddin, Sabtu 2 Maret 2022, petang.

Begini Prosesi Pengambilan Tanah dan Air untuk Ritual Adat di Titik Nol IKN Nusantara

Air dan tanah yang telah diambil dari dua daerah di Kaltim yang mewakili wilayah IKN Nusantara akan diserahkan kepada Gubernur Kaltim Isran Noor. (ist)

Dikatakannya, pengambilan tanah dan air tersebut sebagai simbol rakyat Kaltim yang siap menyukseskan IKN Nusantara. Pada prosesi pengambilan tanah yang dilaksanakan di Kabupaten Paser, terang Syafranuddin, dipimpin oleh SPYM Aji Muhammad Jarnawi dan SPYM Muhammad Sultan Alamsyah III.

Sedangkan Pengambilan tanah dan air di Kabupaten Kutai Lama, Kukar dipimpin oleh Ketua Adat Kutai Lama Abdul Munir.

Menurutnya, tanah dan air yang telah diambil tersebut kemudian disimpan dalam tempat khusus yang terbalut dengan kain kuning. Selanjutnya dimasukkan ke dalam Anjat yang merupakan tas khas dari suku Dayak. Selanjutnya akan diserahkan kepada Gubernur Kaltim Isran Noor, besok.

“Semua ada maknanya. Seperti Anjat yang digunakan untuk tempat membawa atau menyimpan tanah dan air sebelum dibawa ke titik nol IKN Nusantara. Nantinya akan disatukan dengan tanah dan air yang dibawa oleh seluruh Gubernur,” terangnya.

Syafruddin menjelaskan, terpilihnya Kutai Lama sebagai lokasi pengambilan air dan tanah, merujuk dari sejarah. Ritual ini juga pernah dilakukan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara sebelum melakukan upacara adat Erau.

“Ritual Ngalak (ambil, red) air mengandung pesan agar selalu mengingatkan asal usul nenek moyang dan mempertahankan kearifan leluhur yang diwariskan,” tutupnya.

Penulis: Ningsih

LAINNYA