HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kaltim bersama Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kaltim, Senin 5 Oktober 2020, di Gedung E DPRD Kaltim terungkap soal penurunan sekitar Rp 2 triliun pada APBD 2021. Dari angka Rp11 triliun menjadi Rp 9 triliun.
Kepala Bappeda Kaltim Prof. Dr. HM Aswin menjelaskan, penurunan nilai APBD Kaltim 2021, salah satunya diakibatkan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi.
“Terjadi kontraksi sampai 5,4 persen. Akibatnya apa? Kegiatan di sektor perkebunan itu jatuh. Karena sebagian besar hasil kita dari sumber daya alam yang bisa diperbaharui itu dari perkebunan sawit,” katanya pada awak media.
Menurutnya, harga sawit dunia saat ini anjlok sangat signifikan akibat pandemi COVID-19. “Ekspor, orang tidak mau terima karena mereka kena masalah,” katanya.
Aswin mengungkapkan, sektor lain yang juga mengalami dampak krisis ekonomi ini adalah pertambangan. Tambang batu bara masih menjadi komoditi terbesar dalam menghasilkan PAD.
“Batu bara sekarang juga lagi turun harganya, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan itu juga banyak yang stop,” ungkapnya.
Lanjut Aswin, kilang minyak di Kota Balikpapan juga sedang mengalami perbaikan sehingga banyak yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Pertamina. “Itulah penyebabnya sehingga penghasilan kita akan turun,” kata Aswin.
Walaupun begitu, dia memastikan sumber PAD Kaltim saat ini diperoleh dari beberapa sektor penting. Di antaranya sektor kesehatan dan industri digital.
Apakah pemanfaatan APBD 2021 masih dipotong oleh anggaran penanganan COVID-19? Kata dia, hal tersebut masih menunggu arahan pusat.
“Kalau itukan yang bisa mengubah anggaran daerah itu dari Jakarta. Itu ada perintah dari undang-undang melalui Pak Presiden agar dipotong dan sebagainya. Kalau sekarang kami belum terima perintah seperti itu,” imbuhnya.
Penulis: Ningsih