HEADLINEKALTIM.CO, BALIKPAPAN–Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan telah melakukan vaksinasi kepada 624 hewan peliharaan di kawasan Kelurahan Gunung Bahagia, belum lama ini.
Vaksinasi dilakukan diwilayah Gunung Bahagia dikarenakan adanya temuan bangkai kucing oleh dokter hewan dan saat diperiksa kucing tersebut terpapar virus rabies.
“Saat ditemukan bangkai kucing itu, dilakukan pemeriksaan di laboratorium dan hasilnya terpapar virus rabies,” kata Kepala DP3 Kota Balikpapan Sri Wahyuningsih.
Sri Wahyunigsih biasa disapa Yuyun menjelaskan, vaksinasi rabies hewan di kawasan kelurahan Gunung Bahagia telah dilakukan. Kegiatan vaksinasi bagi 624 hewan ini diantaranya 48 ekor anjing dan 576 kucing dan dilaksanakan selama dua hari.
”Stok vaksin berkolaborasi dengan pemerintah Provinsi Kaltim yang dilakukan selama dua hari. Dan kegiatan vaksin dilakukan secara door to door dengan melibatkan dokter hewan dari DP3 serta dokter hewan dari luar,” katanya.
Yuyun menjelaskan, untuk mengantisipasi potensi penyebaran rabies, maka DP3 telah menyiapkan 1.000 dosis vaksin yang diadakan melalui APBD Balikpapan dan vaksin juga ada bantuan dari Provinsi Kaltim.
“Kami akan melakukan vaksin rabies untuk kedua kalinya dikawasan kelurahan Gunung Bahagia, sehingga hewan yang belum mendapatkan vaksin akan menerima vaksin juga,” katanya.
Yuyun mengimbau kepada pemilik hewan peliharaan seperti anjing, kucing dan kera untuk melakukan vaksinasi ke klinik hewan. Dan tidak harus yang ada di klinik pemerintah, sebab di klinik swasta juga bisa. Supaya potensi untuk terkena rabies tidak ada dan vaksin ini juga diberikan satu tahun sekali.
Warga dapat membawa hewan peliharaan untuk di vaksin rabies ke kantor DP3, adapun biaya dikenakan Rp 50 ribu, namun apabila vaksin kehabisan maka dapat melakukan vaksinasi di rumah sakit hewan swasta yang ada di kota Balikpapan. Suntik rabies itu agar potensi virus rabies di Kota Balikpapan tidak lagi ditemukan,” tutupnya.
Jika Digigit Hewan Tertular Rabies, Lakukan Ini…
Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular DKK Balikpapan dr I Dewa Gede Dony Lesmana menjelaskan, virus rabies atau dalam dunia kedokteran disebut Lyssavirus, ditularkan manusia melalui gigitan atau percikan air liur dari hewan penular rabies. Bisa anjing, kucing dan kera.
“Memang 98 persen ditularkan oleh anjing. Sisanya 2 persen dari hewan yang lain,” ujar Dokter Dewa.
Dengan demikian, ia mengimbau masyarakat untuk memperhatikan hewan peliharaannya agar rutin melaksanakan vaksinasi rabies. Karena pada prinsipnya rabies tidaklah seperti virus influenza yang penularannya lebih mudah.
“Jadi rabies hanya bisa ditularkan jika ada kasus gigitan yang berasal dari hewan yang memang tertular rabies,” katanya.
Dokter Dewa kemudian menjelaskan tindaklanjut dari kasus manusia yang digigit hewan tertular rabies. Pertama yang harus dilakukan yakni segera cuci luka tersebut dengan sabun.
“Tidak perlu digosok kuat. Yang penting dibersihkan saja, digosok halus. Kalau digosok kuat justru virusnya semakin cepat menyebar,” urainya.
Ia mengatakan, Lyssavirus menyebar dan menyerang sistem saraf pusat di otak manusia. Sehingga ketika ada kasus gigitan maka harus segera dibersihkan lukanya, dicuci dengan sabun dan air mengalir dan segerakan menuju Puskesmas untuk mendapat suntikan vaksinasi antirabies.
“Kami punya lokasi rabies center. Pusat penanganan kasus gigitan rabies. Ada di Puskesmas Klandasan Ilir, Puskesmas Mekar Sari, ada di Puskesmas Sepinggan, Puskesmas Manggar Baru, Puskesmas Baru Ulu dan Puskesmas Karang Joang,” katanya.
Ia menyebut pelayanan rabies di semua Puskesmas berlangsung selama 24 jam dengan penanganan kasus gigitan rabies secara komprehensif.
“Jadi mulai dari pembersihan luka, termasuk memberikan vaksinasi antirabies kepada warga yang memang ada riwayat gigitan dari hewan penular rabies,” urainya.
Ia menerangkan dunia kesehatan tidak dapat memprediksi kecepatan penyebaran Lyssavirus mencapai sistem saraf pusat.
“Jadi kalau belum sampai otak dan belum muncul gejala masih bisa kami kejar. Makanya kejar-kejaran. Sering sekali saya mendapat laporan kasus sudah dua hari baru dilaporkan,” katanya.
“Saya bilang tidak apa-apa, langsung vaksin saja. Karena ini kejar-kejaran, virus duluan atau vaksin duluan. Makanya lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali,” katanya.
Menurutnya, bila ada satu kasus rabies saja. Maka Balikpapan akan segera melaporkan hal itu sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Ia mengatakan bahwa dulunya pernah ada kasus rabies di Kota Balikpapan, pada tahun 2000-an. Namun, hingga sekarang tidak pernah ada lagi kasus rabies pada manusia.
“Yang ada kasus gigitan pada hewan penular rabies. Jadi kasus-kasus gigitan cukup banyak di Balikpapan jadi cukup serius. Jumlahnya antara 200-300 kasus setiap tahun. Jadi ada orang yang digigit anjing, digigit kera dan sebagainya. Jadi untuk kasus positif pada manusia, dalam 10 tahun terakhir ini belum ada,” pungkasnya.(iwan/#)